Belum ngantuk Gan...
Bagi yang berkenan dengan tulisan kami, inilah
"gerbong" ke-2 dari tulisan Sejarah “Kaki Besi” Kereta Api Dunia Bagian
II, yang mengupas mengenai Jenis-jenis Kereta Api.
Sepenggal ulasan ...
Yah... membaca (buku) adalah "jendela" dunia, namun tidak
dipungkiri, bahwasanya kegiatan membaca, khususnya membaca "buku"
adalah kegiatan yang sangat mem"bosan'kan bagi sebagian besar orang, namun
demikian tidak ada salahnya kita semua secara "bijak" memahami,
bahwasannya kegiatan membaca "apapun" merupakan kegiatan membuka
wawasan pengetahuan... karena sesungguhnya kegiatan membaca tidak hanya terpaku
dengan "buku", ada banyak kegiatan yang tanpa kita sadari, ternyata
sedang melakukan kegiatan membaca... seperti membaca lawan bicara, lingkungan dan gejala-gejala alam
sekitar...
Demikianlah prolog kami untuk menambah "ngantuk" anda...
Setelah dalam artikel pertama, kita mengetahui sejarah awal "Kaki Besi" Kereta Api dunia, maka dalam gerbong artikel ke-2 ini, kami mencoba mengintip "Jenis-jenis "Kaki Besi" Kereta Api yang pernah ada di dunia.
Berikut
ulasannya, selamat menyimak...
Jenis-jenis Kereta Api
Sudah
diketahui bersama bahwa, Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri
dari serangkaian kendaraan yang didorong sepanjang jalur kereta api untuk
mengangkut kargo atau penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang
terpisah atau motor individu dalam beberapa unit. Meskipun propulsi historis
mesin uap mendominasi, bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah mesin
diesel dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel
tambahan.
Sumber energi lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi,
pneumatik, baterai, dan turbin gas. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua,
tiga atau empat rel, dengan sejumlah monorel dan guideways maglev dalam
campuran. Kata 'train' berasal dari bahasa Perancis
Tua trahiner, dari bahasa Latin trahere
'tarik, menarik'.[1]
Ada berbagai
jenis "Kaki Besi" Kereta Api yang dirancang untuk tujuan tertentu.
Kereta Api bisa terdiri dari kombinasi satu atau lebih dari lokomotif dan
gerbong kereta terpasang, atau beberapa unit yang digerakkan sendiri (atau
kadang-kadang pelatih bertenaga tunggal atau diartikulasikan, disebut sebuah
kereta mobil). Kereta pertama dengan bentuk ditarik menggunakan tali, gravitasi
bertenaga atau ditarik oleh kuda.
Dari awal abad ke-19 hampir semuanya didukung
oleh lokomotif uap. Dari tahun
1910-an dan seterusnya lokomotif uap mulai digantikan oleh kurang dan bersih
(tetapi lebih kompleks dan mahal) lokomotif diesel dan lokomotif
listrik, sementara pada waktu yang sama beberapa kendaraan unit yang
digerakkan sendiri baik sistem tenaga menjadi jauh lebih umum dalam pelayanan
penumpang.
Lokomotif uap (Wikipedia)
Lokomotif uap pertama di dunia tahun 1804 buatan Richard Trevithick
Lokomotif Rocket buatan Stephenson tahun
1829, lokomotif uap tercepat di jamannya
Lokomotif Uap B-5112 di
Museum Kereta Api – Ambarawa
Kereta api uap klasik
Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang dibangkitkan/dihasilkan
dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak bakar, oleh karena itu
kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan terbawa sampai sekarang. Sejak
pertama kali kereta api dibangun di Indonesia tahun
1867 di Semarang telah memakai lokomotif uap, pada umumnya dengan lokomotif
buatan Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Paling banyak ialah buatan
Jerman.
Penemuan mesin
uap
James Watt, dilahirkan 19 Januari 1736 di Greenock Skotlandia
menemukan penyempurnaan mesin uap pada tahun 1769. Permulaan kereta
api uap bermula dengan penemuan penyempurnaan mesin uap ini.
Cara kerja
menggerakkan roda
Untuk
menggerakkan roda kereta api uap air dari ketel uap dialirkan ke ruang dimana piston diletakkan,
uap air masuk akan menekan piston untuk bergerak dan di sisi lain diruang piston
uap air yang berada diruang tersebut didorong keluar demikian seterusnya. Uap
air diatur masuk kedalam ruang piston oleh suatu mekanime langsung seperti
ditunjukkan dalam gambar. Selanjutnya piston akan menggerakkan roda mealui
mekanisme gerakan maju mundur menjadi gerak putar.
Bagian dari
Lokomotif Uap
Istilah
mengenai lokomotif uap perlu dijelaskan, agar pembaca dapat mengikuti uraian
selanjutnya. Seperti diketahui bahwa bagian-bagian penting dari lokomotif uap
adalah:
- tungku pembakaran batu bara atau kayu
- ketel uap air
- tender atau tempat batu bara dan air
- roda penggerak
- piston uap air penggerak roda
- ruang masinis
- tender gandengan untuk batu bara dan air
- roda penggerak
- roda penunjang
- cerobong
- dan lain-lain
Istilah tender dan gandengan tender
Istilah tender
untuk lokomotif adalah tempat perbekalan untuk menyalakan lokomotif berupa
tempat batu bara atau kayu bakar dan tandon air.
Pada umumnya lokomotif
kecil dan buatan sebelum tahun 1900 adalah lokomotif tender, sedangkan setelah
tahun 1900 dan besar umumnya dengan gandengan tender.
Lokomotif uap
mallet, garratt dan meyer
Sekitar akhir Abad XIX, lokomotif uap mencapai puncaknya dengan berbagai jenis artikulasi roda penggerak, yaitu dengan sebutan mallet, garratt', dan meyer.
* Jenis Lokomotif
Mallet, kalau artikulasi roda penggerak berada di bawah tungku, dan roda
penggerak depan mendapat tekanan uap yang tinggi, kemudian disalurkan ke roda
penggerak yang di belakangnya, dan juga roda penggerak depan dapat berbelok
arah sesuai dengan kurva belokan rel. Penemu sistem ini adalah insinyur Swiss
bernama Anatole
Mallet pada tahun 18. Sistem ini banyak dipakai di Eropa, Amerika, dan juga
Hindia Belanda.
* Lokomotif uap jenis Garratt,
kalau artikulasi roda penggerak berada di bawah tender depan dan tender
belakang. Penenmu sistem ini adalah insinyur Inggris bernama Garratt pada
tahun 18 . Sistem ini banyak dipakai di Afrika (Simbabwe, Kenya, Algeria), Asia (Burma, India, Iran, Turkey, Australia New Zealand, Queensland,
Tasmania),
Eropa (Netherlands,
Spain, Inggris, USSR, Amerika Selatan
(Argentina,
Brasil).
* Lokomotif uap jenis Meyer, kalau
artikulasi roda penggerak berada di bawah tungku, serta roda penggerak depan
dan belakang mendapat tekanan uap yang sama. Penemu sistem ini adalah insinyur
Perancis bernama Jean-Jacques
Meyer pada tahun 1868. Varian lain adalah Kitson-Meyer.
Sistem ini banyak dipakai di Eropa, Amerika, dan juga Hindia Belanda.
Kode
Konfigurasi roda penggerak A, B, C, D, dan AA, BB, CC, DD
Kereta uap biasanya terdiri atas roda penggerak dan roda penunjang. Kalau jumlah roda pengerak sebanyak Satu Pasang dengan kode A, kalau roda penggerak ada Dua Pasang dengan kode B, kalau terdapat roda penggerak Tiga Pasang dengan kode C, dan yang Empat Pasang dengan kode D.
Pada tipe Malet,
Garratt dan Meyer, yaitu roda penggerak tandem (dua as) dengan
kode AA, BB, CC, dan DD.
Jumlah roda
penunjang biasanya diberi kode angka: di depan, di tengah, atau di belakang.
Misalnya: 1 - CC - 2, artinya: di depan terdapat 1 pasang roda penunjang, 3
pasang tandem roda penggerak, dan di belankang terdapat 2 pasang roda penunjang
Kode di atas
seperti 1 - CC - 2 dapat juga ditulis: 2 - 6 - 6 - 4. Jadi
Lokomotif Big Boy adalah 4 - 8 - 8 - 4 artinya: 2 pasang roda
penunjang di depan, 4 pasang roda penggerak tandem, dan 2 pasang roda penunjang
di belakang. Roda penunjang di bawah tender tidak dicantuman.
CATATAN: roda
penunjang pada gandengan tender tidak dimasukkan dalam kode konfigurasi
lokomotif
Lokomotif uap
super besar di Amerika Serikat
Lokomotif yang
pernah ada dan sangat besar adalah yang ada Amerika Serikat, dimana akibat
medan jelajah yang berat. Lokomotif tersebut antara lain adalah:
Big Boy
4-8-8-4
Pada tahun 1941
Alco Locomotive Work di Amerika membuat 25 lokomotif uap yang super besar dan
bertenaga hebat yang bernama Big Boy, konon lokomotif ini yang
terbesar yang pernah ada di dunia. Loko ini dioperasikan oleh Union Pacific Amerika Serikat dalam
mengarungi medan yang berat berpegunungan.
Salah
satu Big Boy X-4014 milik Union Pacific AS
Pada tahun 1930 Union Pacific
mempunyai pengalaman harus melakukan pertolongan pada jalur Ogden ke Wasatch
(Amerika Serikat), dimana
rangkaian kereta adalah seberat 3.600 ton dan dengan elevasi 1,14%. Oleh sebab
itu Union Pacific menghendaki lokomotif yang super kuat. Big Boy dapat menarik
rangkaian 3.600 ton, traksi 270,000 kg, sehingga diputuskan dengan
konfigurasi 4-8-8-4 (artinga 8+8 roda penggerak, atau seri DD), dan kecepatan
150 km/jam, serta tekanan uap 300 psi.
Konon data
terakhir tercatat bahwa Big Boy telah mengarungi rata-rata 1.000.000 mil
perjalanan, yang terbesar adalah loko 4006 dengan posisi 1.064.625 mil,
sedangkan yang terkecil adalah loko 4024 dengan posisi 811.956 mil. Kode 40
artinya buatan tahun 40-an, dua angka terakhir adalah nomor urut. [1].
Challenger
4-6-6-4
Union Pacific
pernah pula memiliki 105 Lokomotif Challenger (Union Pacific 3985), yang
dibuat pada tahun 1936 hingga 1943, dengan panjang 30 meter dan berat 500 ton,
dan susunan konfigurasi roda 4-6-6-4 (artinya 6+6 roda penggerak, atau seri CC)
dengan kecepatan 150 km/jam, jadi lebih kecil dari Big Boy. Loko ini
terutama untuk barang, namun juga untuk penumpang pada jalur pegunungan di
wilayah California
dan Oregon.
Salah
satu lokomotif Challebger milik Union Pacific AS
Lokomotif UP
3985 dirancang oleh insinyur mesin kepala Otto Jabelmann pada 1941, dan
merupakan bagian dari pesanan kedua dari versi kedua Challenger. Rancangan ini
sangat mengandalkan pengalaman mutakhir dengan lokomotif 4-8-8-4 Big Boy, dan
menghasilkan sebuah lokomotif dengan berat sekitar 287.577,5 kg dan
disertai dengan 2/3 load tender yang beratnya mencapai
157.850,2 kg.
Tujuan
mula-mula dalam menciptakan kelas Challenger adalah mempercepat operasi
angkutan dari barat ke timur di Wasatch yang curam di Utah dan Wyoming barat. Wasatch
sendiri ditaklukkan oleh Lokomotif Big Boy tanpa bantuan. Challenger dan Big
Boy muncul tepat ketika lalu lintas meningkat dalam persiapan bagi keterlibatan
Amerika dalam Perang Dunia II. [2].
Northern 4-8-4
Lokomotif Northern
mempunyai susunan roda 4-8-4 (artinya hanya dengan 8 roda penggerak, seri D),
dioperasikan oleh Union Pacific sebanyak 45, dibuat pada tahun 1937 hingga
1944. Kecepatannya adalah 150 km/jam. Loko ini untuk penumpang dan barang,
misalnya Overland Pacific, Portland Rose, dan Pacific Limited. Hampir semua
jaringan Union Pacific memakai lokomotif ini.
Salah
satu lokomotif Northern milik Union Pacific AS
Sebenarnya lokomotif ini ada 3 model. Model yang
kedua mempunyai panjang 29 meter, dan berat 450 ton. Lokomotif ini dilengkapi
deflektor asap (elephan ears) pada bagian depan pemanas air. Ini dimaksudkan
untuk agar asap dibuang ke atas agar masinis dapat melihat ke depan dengan
baik.
Lokomotif Northern No. 844 hingga tahun 1960 untuk
penggunaan eskursi dan pelayanan umum. Lokomotif lainnya adalah No. 814 di Iowa
dan No. 833 di Ogden. Dua model terakhir dari lokomotif ini adalah No. 814 di
Council Bluffs, Iowa dan No. 833 di Ogden, Utah. Model ketiga adalah No. 838
yang disimpan di Cheyenne. [3].
Kereta api diesel
listrik Indonesia
Lokomotif
diesel adalah
jenis lokomotif yang bermesin diesel dan umumnya menggunakan bahan
bakar mesin dari solar. Ada dua jenis utama
kereta api diesel ini yaitu kereta api diesel
hidraulik dan kereta api diesel
elektrik
Diesel hidraulik merupakan jenis penggerak pada kereta
api yang menggunakan mesin
diesel sebagai penggerak utama dengan memanfaatkan transmisi hidraulik sebagai penerus tenaga dari
mesin diesel ke roda kereta.
Transmisi diesel-elektrik atau Lokomotif diesel
elektrik adalah mesin diesel elektrik yang digunakan oleh berbagai jenis
kendaraan.
Tiga macam kereta rel listrik di
stasiun Bogor.
Dari kiri ke kanan, KRL Rheostat Jepang buatan 1983/1984,
KRL Holec Belanda-Belgia buatan 1996, dan KRL Rheostat
Jepang buatan 1986/1987.
Kereta Rel
Listrik (disingkat KRL) merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi
motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan
Jabotabek,
dan merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat
KRL Jabotabek). Kereta rel
listrik berbeda dengan kereta
listrik.
Di Hindia
Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk menghubungkan Batavia dengan Jatinegara
atau Meester Cornelis pada tahun 1925. Pada waktu itu
digunakan rangkaian kereta rel listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa disambung
menjadi 4 kereta, yang dibuat oleh Werkspoor
dan Heemaf
Hengelo.
Pada tahun 1960-an kereta api dengan tenaga listrik
sempat tidak digunakan selama beberapa lama karena kondisi mesin lokomotif
dan kereta yang tidak memadai lagi. Pada tahun 1976, PJKA mulai
mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang. Kereta rel
listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun 1976, 1978, 1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001. Pada saat ini
juga digunakan sejumlah kereta rel listrik yang merupakan
hibah (hadiah) dari Pemerintah Kota Tokyo, dan sejumlah kereta yang dibeli bekas dari
Jepang.
PT Inka yang terletak di Madiun telah dapat
membuat dua set kereta rel listrik yang disebut KRL-I Prajayana pada tahun
2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih banyak lagi, karena "tidak
ekonomis" dan dianggap sering mogok. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih
ekonomis untuk membeli KRL bekas dari Jepang.
Pada saat ini
kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi, Depok dan Bogor, Tangerang,
dan Serpong,
serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan
sebaliknya.
Pada masa depan direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Cikarang.
Selain itu, jalur rel
ganda dari Tanah Abang Menuju serpong telah selesai beberapa tahun yang
lalu, sedangkan dari Manggarai sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan
menjadi Double-Double-Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk
Kereta Jabotabek dan kereta Bandara.
KRL pada
Kematian Listrik di Jawa-Bali 2005
Suasana
di dalam salah satu KRL saat malam hari.
Pada peristiwa
Mati Listrik Jawa-Bali
2005, sebanyak 42 perjalanan kereta rel listrik (KRL) rute Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi dibatalkan
dan 26 KRL yang sedang beroperasi tertahan di beberapa perlintasan.
Diperkirakan hal ini menyebabkan kerugian yang mencapai Rp 200 juta.
Teknologi
Ada tiga jenis teknologi maglev:
· Tergantung pada magnet
superkonduktivitas
(suspensi
elektrodinamik);
·
Tergantung pada elektromagnetik terkontrol (suspensi
elektromagnetik);
·
Terbaru, mungkin lebih ekonomis, menggunakan magnet permanen (Inductrack).
Jepang dan
Jerman merupakan dua negara yang aktif dalam pengembangan teknologi maglev
menghasilkan banyak pendekatan dan desain. Dalam suatu desain, kereta dapat
diangkat oleh gaya tolak magnet dan dapat melaju dengan motor linear.
Pengambangan
magnetik menggunakan elektromagnet atau magnet permanen tidak stabil karena teori
Earnshaw; Diamagnetik dan magnet superkonduktivitas dapat menopang
maglev dengan stabil.
Medan elektromagnet
juga mempengaruhi rancang bangun kereta. Medan magnet yang sangat kuat
dibutuhkan untuk mengangkat kereta yang berat.
Sistem yang
lebih baru dan tidak terlalu mahal disebut Inductrack.
Teknik ini memiliki kemampuan membawa beban yang berhubungan dengan kecepatan
kendaraan, karena ia tergantung kepada arus yang diinduksi pada sekumpulan
elektromagnetik pasif oleh magnet permanen.
Dalam contoh, magnet permanen
berada di gerbong; secara horizontal untuk menciptakan daya angkat, dan secara
vertikal untuk memberikan kestabilan. Sekumpulan kabel putar berada di rel.
Magnet dan gerbong tidak membutuhkan tenaga, kecuali untuk pergerakan gerbong.
Inductrack pada awalnya dikembangkan sebagai motor magnetik dan penopang untuk
"flywheel" untuk menyimpan tenaga. Dengan sedikit perubahan, penopang
ini diluruskan menjadi jalur lurus. Inductrack dikembangkan oleh fisikawan Wiliiam Post
di Lawrence
Livermore National Laboratory.
Inductrack
menggunakan array
Halbach untuk penstabilan. Array Halbach adalah pengaturan dari magnet
permanen yang menstabilisasikan putaran kabel yang bergerak tanpa penstabilan
elektronik. Array Halback mulanya dikembangkan untuk pembimbing sinar dari percepatan
partikel. Mereka juga memiliki medan magnet di pinggir rel, dan mengurangi
efek potensial bagi penumpang.
Sekarang ini, NASA melakukan riset
penggunaan sistem Maglev untuk meluncurkan pesawat ulang alik. Untuk
dapat melakukan ini, NASA harus mendapatkan peluncuran pesawat ulang alik
maglev mencapai kecepatan
pembebasan, suatu tugas yang membutuhkan pewaktuan pulse magnet yang rumit
(lihat coilgun) atau
arus listrik yang sangat cepat, sangat bertenaga (lihat railgun).
Prinsip
gaya dorongnya
Kereta Maglev
mengambang kurang lebih 10mm di atas rel magnetiknya. Dorongan ke depan dilakukan
melalui interaksi antara rel magnetik dengan mesin induksi yang juga
menghasilkan medan magnetik di dalam kereta (lihat gambar).
Kelebihan dan
kekurangan
Kelebihan
utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas rel,
sehingga tidak menimbulkan gesekan. Konsekuensinya, secara teoritis tidak akan
ada penggantian rel atau roda kereta karena tidak akan ada yang aus (biaya
perawatan dapat dihemat). Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada gaya
resistansi akibat gesekan. Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk itu
dikembangkan lagi Kereta Maglev yang lebih aerodinamis.
Dikarenakan
bentuk dan kecepatan kereta yang fantastis ini, kebisingan (suara) yang
ditimbulkan disaat kereta ini bergerak hampir sama dengan sebuah pesawat jet,
dan di perhitungkan lebih mengganggu daripada kereta konvensional. Sebuah studi
membuktikan suara yang ditimbulkan oleh kereta maglev dengan kereta
konvensional biasa lebih bising sekitar 5 dB yaitu 78% nya. Kekurangan
lain kereta ini adalah mahalnya investasi terutama pengadaan relnya.
Riset dan
pengembangan
Paten pertama
untuk kereta maglev didorong oleh motor "linear" adalah paten AS
3.470.828 dikeluarkan pada Oktober 1969 oleh James R.
Powell dan Gordon T.
Danby. Teknologi dasarnya ditemukan oleh Eric
Laithwaite, dan dijelaskan olehnya dalam "Proceedings of the
Institution of Electrical Engineers", vol. 112, 1965, pp. 2361–2375,
dengan judul "Electromagnetic Levitation". Laithwaite mematenkan
motor "linear" pada 1948.
Pada 31 Desember 2000, superkonduktor
temperatur tinggi berawak pertama secara sukses diuji di barat daya Universitas
Jiaotong, Chengdu,
Tiongkok. Sistem ini
berdasarkan prinsip "bulk" konduktor temperatur tinggi dapat diangkat
atau dilayangkan secara stabil di atas atau di bawah magnet permanen. Muatannya
di atas 530 kg dan jarak pelayangannya lebih dari 20 mm. Sistem ini
menggunakan nitrogen
cair, yang sangat murah, untuk mendinginkan superkonduktor.
Insiden
11 Agustus 2006
Pada 11 Agustus 2006 terjadi kebakaran
di kereta Transrapid
di Shanghai,
beberapa saat setelah meninggalkan terminal di Longyang. Peristiwa kebakaran
ini merupakan yang pertama pada sebuah trayek komersial.
22 September
2006
Pada tanggal 22 September 2006 sebuah kereta
Transrapid layang menabrak sebuah gerbong pemeliharaan di Lathen (Emsland, Sachsen
Hilir, Jerman).
Kecelakaan ini menewaskan 23 jiwa dan sepuluh orang luka-luka. Kecelakaan
Maglev ini merupakan kecelakaan Maglev pertama yang mengakibatkan korban jiwa.
Pengambangan magnetis, levitasi magnetis atau suspensi magnetis, atau dalam Bahasa Inggris magnetic levitation (maglev) merupakan cara benda mengambang tanpa dukungan selain medan magnet. Gaya magnet dipakai untuk melawan efek percepatan gravitasi dan macam percepatan lainnya.
Mechanical constraint (in this case
the lateral restrictions created by a box) can permit pseudo-levitation of
permanent magnets.
Diamagnetic levitation of pyrolytic carbon
The Transrapid system uses
servomechanisms to pull the train up from underneath the track and maintains a
constant gap while travelling at high speed.
Kereta
kecepatan tinggi adalah transportasi massal dengan menggunakan rel dengan
kecepatan di atas 200 km/jam (125 mil/jam).
Biasanya kereta kecepatan tinggi berjalan dengan kecepatan antara 250 km/jam (150 mil/jam) sampai 300 km/jam (180 mil/jam). Meskipun rekor kecepatan dunia untuk kereta beroda dipecahkan pada tahun 1990 oleh kereta Perancis TGV yang mencapai kecepatan 515 km/jam (320 mpj), sedangkan kereta maglev eksperimen Jepang telah mencapai kecepatan 581 km/jam.
Sejarah
Jalur rel
adalah jenis pertama transportasi masal, dan sampai penemuan mobil di awal abad
20, memiliki monopoli transportasi di darat. Masa setelah Perang dunia II, peningkatan
dalam bidang mobil,
jalan layang, dan pesawat membuat transportasi menjadi lebih praktis. Di Eropa dan Jepang menekankan
pengembangan rel setelah masa perang. Di A.S., pengembangan ditekankan ke jalan
jalur cepat dan bandar udara.
Di Jepang
dengan nama Shinkansen, pengembangannya dimulai pada tahun 1956 dan
jalur pertama dibuka pada 1 Oktober 1964 yang menghubungkan Tokyo-Osaka bertepatan
dengan Olimpiade Tokyo. Jalur ini juga menerima sukses secara langsung, dalam
waktu 3 tahun dia telah melayani 100 juta penumpang.
Di Eropa ada 2
negara yaitu Perancis dan Jerman. Di Perancis dengan nama TGV, rencana awal telah
dimulai sejak 1960an, namun menghadapi tantangan sampai jalur pertama dibuka
pada 27 September 1981 yang
menghubungkan Paris-Lyon. Sedangkan di
Jerman dengan nama ICE,
pengembangan dimulai pada tahun 1982 dan jalur pertama dibuka tahun 1991 yang
menghubungkan Hamburg-Frankfurt-München.
Kereta
kecepatan tinggi dikembangkan untuk memenangkan kembali pengguna rel yang telah
menggunakan alat transportasi lain.
Beberapa Kereta Api Kecepatan Tinggi
Kereta Eurostar beada di Inggris
TGV Reseau (Train a Grande Vitesse) di Prancis
AVE Talgo-350 di Spanyol
ETR 500 (Elettero Treno Rapido) di Italia sejak 1993
HSL 1 di Belgia sejak 1997
Kereta
Kecepatan Tinggi JR-Maglev MLX01 & Shinkansen (seperti KRL).
Sancheon (KTX2), Korea Selatan
THSR 700T (Taiwan High Speed Rail)
Sancheon (KTX2), Korea Selatan
THSR 700T (Taiwan High Speed Rail)
Ada batasan dalam pengembangan jalan jalur cepat dan transportasi udara, yaitu kemacetan, atau batas kapasitas. Bandar udara memiliki kapasitas yang terbatas untuk melayani penumpang pada jam sibuk, dan juga jalan tol. Kereta kecepatan tinggi, yang memiliki potensi kapasitas yang besar dalam gerbongnya, menawarkan pembebasan dari kemacetan dalam kedua tranportasi di atas. Sebelum perang dunia II kereta penumpang konvensional adalah alat transportasi antar-kota utama. Kereta penumpang kehilangan perannya karena jalur perjalanan yang terbatas.
KRL dari Stasiun
Bogor hendak berangkat menuju Jakarta, 1994.
Merupakan kereta yang cukup cepat di Indonesia
pada zamannya.
Kereta
kecepatan tinggi memilik keuntungan dibandingkan dengan automobil karena dia
dapat bergerak dengan kecepatan jauh lebih tinggi dari mobil dan tidak
terhambat oleh kemacetan dan tidak usah disetir. Untuk jarak yang relatif
dekat, sekitar atau kurang dari 650 km (400 mil), kereta kecepatan tinggi
memiliki keuntungan lebih dari pesawat, karena dia tidak membutuhkan waktu cek
masuk yang lama, yang menang atas kecepatan tranportasi udara untuk jarak
dekat. Kereta juga memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dan frekuensi yang
lebih banyak dari transportasi udara.
Target tujuan
untuk kereta kecepatan tinggi
Awal target
tujuan yang dibuat oleh Perancis, Jepang dan Amerika adalah hubungan antara
kota-kota besar yang berdekatan. Di Perancis adalah Paris-Lyon, di Jepang adalah
Tokyo-Osaka, dan di A.S.
masih berupa proposal adalah antara Boston-New York-Washington, D.C.
Pasar yang
dituju masih berfokus pada pasaran perjalanan bisnis. Namun belakangan ini
perjalanan tamasya mulai berkembang. Di Perancis sudah banyak jalur yang
menghubungi pantai hiburan di Samudra Atlantik dan Laut Tengah, dan juga taman
bermain besar. Dan, Jumat sore merupakan jam puncak bagi kereta TGV (Metzler, 1992).
Sistem TGV telah menurunkan harga untuk perjalanan jarak jauh agar dapat
bersaing dengan transportasi udara, dan sebagai hasilnya kota-kota dengan jarak
tempuh 1 jam oleh TGV telah menjadi pilihan penumpang. Efek samping dari
pembukaan jalur kereta ini adalah pengembangan yang cepat daerah pedesaan yang
terisolasi. Belakangan ini, beberapa jalur kereta cepat ini sengaja
direncanakan untuk tujuan ini, contohnya adalah Madrid-Sevilla di Spanyol dan Amsterdam-Groningen di
Belanda.
Peta jalur
Jalur kereta kecepatan
tinggi di Asia
Timur
Ket:
Ket:
310–320 km/h
(193–199 mph) 270–300 km/h
(168–186 mph) 250 km/h
(155 mph)
200–230 km/h (124–143 mph) Sedang dibangun Jalur rel lain
200–230 km/h (124–143 mph) Sedang dibangun Jalur rel lain
Teknologi
Banyak
teknologi di belakang kereta kecepatan tinggi merupakan peningkatan dari
teknologi yang sudah ada. Rekor kecepatan 574,8 km/jam dipegang oleh TGV.
Strategi
pembangunan
Di Perancis,
biaya pembuatan dapat ditekan rendah dengan menggunakan kemiringan bertingkat,
daripada membangun terowongan. Untuk membangun rel yang lurus, pembelian tanah
memang agak mahal, namun juga garis lurus dapat mempersedikit bahan yang
digunakan dan biaya operasi dan perawatan dapat ditekan juga.
Kereta konvensional di Stasiun Jakarta Kota
Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang
biasa kita jumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang baja yang
diletakkan di bantalan kayu jati yang keras. Di daerah tertentu yang memliki
tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di tengah
tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang memiliki roda gigi,
dan hanya ada di pulau Pulau Sumatera & jawa
Kereta api monorel
(kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur
kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi.
Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena
efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di
kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.
Kalau sebuah kota dibangun dengan lintas layang atau bawah tanah, maka tidak ada pintu perlintasan kereta api, sehingga jadwal kereta api bisa 1,5 - 2 menit sekali seperti yang terjadi di Jepang. Oleh sebab itu KRL di Jakarta tidak mungkin dioperasikan kurang dari 10 menit, karena masih ada pintu perlintasan kereta api, akibatnya juga setiap rangkaian KRL selalu penuh.
Kereta api permukaan berjalan di atas tanah.
Umumnya kereta api yang sering dijumpai adalah kereta api jenis ini. Biaya
pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah dibandingkan yang di
bawah tanah atau yang layang. Umumnya lintasan permukaan ini di Indonesia
dibangun sebelum Perang Dunia II.
Kereta api layang berjalan di atas dengan bantuan
tiang-tiang, hal ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak
memerlukan pintu perlintasan kereta api. Biaya yang dikeluarkan sekitar 3
(tiga) kali dari kereta permukaan dengan jarak yang sama, misalnya untuk kereta
api permukaan membutuhkan $ 10 juta maka untuk kereta api layang membutuhkan
dana $ 30 juta.
Di Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota
lewat stasiun Gambir. Pada lintas tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu
perlintasan kereta api. Rencana semula untuk lintas timur (Jatinegara - Senen -
Kota) dan lintas barat (Manggarai - Tanah Abang), juga akan dilayangkan namun keuangan
tidak memadai, sehingga hanya lintas tengah saja yang diselesaikan sementara
ini. Rencananya dari Senayan ke Kuningan terdapat lintas layang monorel buatan
Malaysia. Daripada itu terdiri dari rancangan yang telah negara sesuaikan
tentang sejarah kereta api.
Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang
berjalan di bawah permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan
membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api.
Umumnya digunakan pada kota kota besar (metropolitan) seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul dan Moskwa. Selain itu
ia juga digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah pertambangan.
Biaya yang dikeluarkan sangat mahal sekali, karena
sering menembus 20m di bawah permukaan, kali - bangunan maupun jalan, yaitu 7
(tujuh) kali lipat dari pada kereta permukaan. Misalnya kalau untuk membangun
dengan jarak yang sama untuk permukaan membutuhkan $ 10 juta, maka yang di
bawah tanah memerlukan $ 70 juta. Di Jepang pembangunan lintas subway telah
dimulai sejak tahun 1905.Jakarta rencananya akan dibangun subway segmen
Dukuh Atas ke Kota dari Proyek Mass Transit
Jakarta.
Kelas Kereta
Api
Khusus untuk di Indonesia, Kereta Api penumpang dapat dibagi menjadi 3 kelas, dan kini seluruhnya sudah dipasangi AC. Berikut ini ketiga kelas tesebut:
1. Argo
2. Satwa
II.
Bisnis AC
III.
Ekonomi AC
1. PSO (gerbong
di cat Oranye-Biru)
2. Non-PSO
(gerbong di cat Biru Muda)
Komuter
Untuk pelayanan penumpang komuter disediakan Kereta Api Komuter (ke pinggiran kota atau kota satelit), berupa kereta rel listrik (KRL) ataupun kereta rel disel (KRD). Berikut ini beberapa kereta komuter di Indonesia:
3.
KRDE Prameks
5.
KA Komuter Susi
dan Komuter Sulam
6.
KRDI Madiun Jaya
dan Madiun Jaya AC
8. KRDI Seminung
9.
KRDI Way Umpu
2 2. Kereta Api Barang
Kereta api barang atau Kereta api Bagasi adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral), ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain itu digunakan gerbong khusus untuk mengangkut ternak, ataupun tangki untuk mengangkut minyak atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dll).
Selain itu terdapat kereta api trailer khusus yang digunakan untuk mengangut tank dan perlengkapan militer lainnya (meriam, rudal dll).
Kereta api batubara jurusan Bekasi - Cigading PP, sedang berhenti di stasiun Serpong
Demikianlah
beberapa jenis-jenis "Kaki Besi" Kereta Api yang pernah diproduksi di
dunia guna menemani peradaban ummat manusia.
Dan pada
'etape" ke-3, dari gerbong artikel ini adalah "Sejarah Kaki
Besi" Bagian III (Sejarah Kereta Api di Indonesia).
Bersambung…..
Salam hangat
0 komentar:
Post a Comment