Inilah cerita Kolamzusu…
Sehubungan beberapa posting kami, ini hanyalah sumbang-saran dan pendapat saja, itupun jika anda ingin sedikit berubah pola pandangnya, sebab jalan hidup itu sebuah pilihan…
Pilihan ‘hanya’ untuk menikmati kelezatan hidangan yang telah tersaji pada alur system yang telah tersedia tanpa memberikan sumbangsih yang berarti…
Atau
Jika anda masih sangat "nikmat" memilih point pertama, demikian… inilah kisah ‘zusah’nya Gan…
Argument yang pantas untuk mendukungnya adalah, jika anda hanya menikmati “lezat”nya system yang telah tersedia tanpa daya & upaya koreksi kepada perbaikan bahkan mungkin menjadikan aturan bertambah rimba, maka apakah anda tidak menyangka bahwa ada segolongan paham yang membenarkan sekaligus menggunakan system anda yang sangat baik namun telah lama melakukan pembiaran bahkan turut serta merusak system yang anda miliki melalui anda dan orang-orang disekitar anda sendiri.
Dengan budaya keterbukaan demokrasi saat ini, sebenarnya anda sedang di giring oleh lawan kepada kehancuran tanpa harus berelah-lelah melawan anda.
Sugih tanpa Bandha, Digdaya tanpa Aji, Nglurug tanpa Bala, Menang tanpa Ngasorake...
Politik adalah sebuah “cara” dan itu tidak kejam, selagi yang menggunakannya mempunyai itikad baik, namun demikian akan menjadi lebih kejam jika kita tidak (belum) sampai memahaminya.
Salam hangat…
Dari beberapa posting kmi dalam laman blog ini, ternyata benar…masih
banyak sdr2-koe yg mengidentikan laman blog ini sebagai laman “bersih” dari
noda dan dosa…
Sebenarnya bukan begitu Bapak, Ibu, Om, Tante, Sdr, Sdri, Bro, Agan and Sist…
Sehubungan beberapa posting kami, ini hanyalah sumbang-saran dan pendapat saja, itupun jika anda ingin sedikit berubah pola pandangnya, sebab jalan hidup itu sebuah pilihan…
Pilihan ‘hanya’ untuk menikmati kelezatan hidangan yang telah tersaji pada alur system yang telah tersedia tanpa memberikan sumbangsih yang berarti…
Atau
Pilihan untuk saling “menata” kegiatan diberbagai bidang, agar
kualitas peradaban dalam berbangsa-bernegara meningkat…
Jika anda masih sangat "nikmat" memilih point pertama, demikian… inilah kisah ‘zusah’nya Gan…
Argument yang pantas untuk mendukungnya adalah, jika anda hanya menikmati “lezat”nya system yang telah tersedia tanpa daya & upaya koreksi kepada perbaikan bahkan mungkin menjadikan aturan bertambah rimba, maka apakah anda tidak menyangka bahwa ada segolongan paham yang membenarkan sekaligus menggunakan system anda yang sangat baik namun telah lama melakukan pembiaran bahkan turut serta merusak system yang anda miliki melalui anda dan orang-orang disekitar anda sendiri.
Hasil akhirnya adalah…
Dengan budaya keterbukaan demokrasi saat ini, sebenarnya anda sedang di giring oleh lawan kepada kehancuran tanpa harus berelah-lelah melawan anda.
Sugih tanpa Bandha, Digdaya tanpa Aji, Nglurug tanpa Bala, Menang tanpa Ngasorake...
Dengan politik demikian, segolongan paham yang selalu menjunjung
komitmen, maka akan menjadi “pahlawan” yang di elu-elukan oleh banyak orang
walaupun sejatinya telah menyingkirkan sekaligus membunuh rentang “kenikmatan”
yang anda pertahankan selama ini. Dan tentu 'mereka' akan mengunakan, melengkapi system
terbaik yang telah anda rusak selama ini.
Bagaimana apakah anda sudah sampai pada tatanan demikian…?!?
Politik adalah sebuah “cara” dan itu tidak kejam, selagi yang menggunakannya mempunyai itikad baik, namun demikian akan menjadi lebih kejam jika kita tidak (belum) sampai memahaminya.
Salam hangat…
0 komentar:
Post a Comment