Selamat atas tersusun'y dewan komisaris-direksi NKRI Holding....

728x90 AdSpace

Kolamz Post
Theme images by Colonel. Powered by Blogger.
Tuesday, 1 March 2016

Sejarah “Kaki Besi” Kereta Api Dunia Bagian I {Universal KA}


Salam sejahtera bro…agan, sist… semoga sehat sll bro…

Mungkin disebabakan “cinta” & "sayang"nya... saya dengan salah satu moda transportasi ini,  akhirnya saya postingkan juga cerita “Sejarah Kaki Besi Kereta Api” dunia kepada khalayak ramai, walapun sudah banyak bertebaran artikel sejenis yang menguraikannya, namun demikian untuk melengkapi wawasan saya, maka terbitlah posting "gerbong" ini dalam blog kami.

Awal cerita...

Naik kereta api tut tut tut… . . .
Siapa hendak turut…
Ke Aceh… hingga Papua…

Bolehlah naik dengan percuma…

Ayo kawanku lekas naik….
Kereta tak berhenti lama…


Masih ingat lagu anak-anak tersebut diatas…? Ya… begitulah sepenggal lagu anak tentang alat transportasi darat yang cukup favorit di Indonesia dulu, kini entah nanti…

Perjalanan dengan Kereta Api merupakan sarana transportasi yang sudah menjadi bagian dari dunia industri dan perdagangan massal dimuka bumi ini, yakni dinilai paling efektif dan efisien, oleh karenanya tidak mengherankan bila hingga abad modern ini jenis angkutan “Kaki Besi” Kereta Api masih menjadi angkutan massal yang diandalkan di banyak Negara, namun pada kenyataannya di Negara kita, Indonesia moda transportasi massal ini telah lama “mandeg” dalam perluasan jaringan pelayanan “Kaki Besi” Kereta Api, anda ingin membuktikan tulisan kami, silahkan anda jalan-jalan ke Tanah Papua, Maluku, Timor hingga Borneo…?!?

Benarkah perseroan sebesar KAI tak mampu…? ataukah warisan budaya, cara berfikir penjajah dahoeloe, kini “menular” kepada generasi dari penduduk “asli” Nusantara ini…?

Entahlah....begitu salah satu lirik dari lagunya Kang Iwan {Fals}

Sebagai angkutan massal, Kareta Api juga dianggap paling sesuai untuk mengatas kemacetan seperti halnya kota sebesar Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota lain di seluruh Indonesia yang terus berkembang.

Demikian juga moda transportasi “Kaki Besi” Kereta Api ini akan sangat nyambung dengan moda transportasi air (estetik & eksotik) yang merupakan “buah” kesadaran dari masyarakat wilayah kepulauan, serta kebanggan para leluhur masyarakat “asli” Nusantara sejak dahoeloe kala.

Nah dari beberapa hal diatas, dapat diketahui, bahwa dari periode orla hingga awal reformasi, para pengelola “Kaki Besi” Kereta Api dan birokrasi masih menjadikan angkutan massal ini 'seperti' setengah hati. Secara teori dan kajian dari para pakar transportasi dunia, angkutan “Kaki Besi” Kereta Api merupakan angkutan paling sesuai untuk mengatasi kesemrawutan lalu lintas darat, oleh karena itu peran serta seluruh stakeholder (eksekutif dan legislatif) harus saling bekerjasama bukan bekerja sana…?!?

Mari bersama saling menghargai fungsi dan tugasnya masing-masing…

Posting artikel ini juga, berguna sebagai saling memberi support kepada seluruh pemangku kepentingan di Negeri “Gemah Ripah Loh Jinawai, Tata Titi Tentrem Karta Rahardjo” NKRI untuk saling bahu-membahu menambah jaringan “Kaki Besi” Kereta Api diseluruh wilayah NKRI, sebagai bentuk pengabdian-pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat dan serta sebagai bentuk kemajuan peradaban transportasi massal Nasional, sehingga dibeberapa periode abad mendatang tidak ada lagi warga Negara Indonesia yang “melongo” apabila mendengar “Kaki Besi” Kereta Api, dan sebagai pemimpin tentu akan sangat "bersemangat" apabila rakyat yang dipimpinnya masih belum dapat sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia dalam hal transportasi aman-nyaman, sebab telah diketahui bersama bahwasannya dibanyak Negara dunia, “Kaki Besi” Kereta Api merupakan sarana transportasi “massal” terpenting yang selalu diperhatikan, dikaji secara ilmiah hingga dikembangan hingga taraf high end

Dengan artikel ini juga kami berharap, jalur-jalur KA tempoe doeloe dapat dioptimalkan kembali sehingga tidak menjadi seonggok besi tua bahkan terus dikembangkan penambahan jalur-jalur baru, sebab jangan sampai wisatawan mancanegara “senang” berkunjung ke Indonesia disebabkan oleh “keunikan Bangsa ini dalam mengabaikan salah satu moda transportasi massal yang telah mendunia tersebut, karena sudah kita ketahui bersama bahwa di negara-negara maju, jalur-jalur KA adalah moda transportasi “terpenting”, efisien, efektif yang tentu nan eksotik, seperti layaknya moda transportasi laut yang dikembangkan hingga berkelas hotel mewah mengapung di tengah-tengah samudera luas.

Disebabkan artikel ini agak panjang, maka dalam posting ini dibuat bersambung menjadi 5 (lima) "gerbong".

Selamat membaca….

”Jika lelah atau bahkan bosan membaca secara online, silahkan di copy-paste saja bro…atau silahkan langsung “sowan” ke Mbah2 yang dapat menceritakan kisah historiannya, dan atau langsung mendatangi museum-museum “Kaki Besi” Kereta Api yang banyak bertebaran diberbagai Negara” termasuk di Negara Indonesia.

Sejarah perkeretaapian tentu sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Yakni awal mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian).

Semenjak ditemukannya roda yang terbuat dari bahan kayu, mereka kemudian membangun jalan-jalan sebagai prasarana pendukungnya. Sisa-sisa arkeologi pembangunan ini masih dapat ditemukan di Italia dan Yunani. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah batu kuno terukir “wagonways” yang dapat ditemukan di Isthmus dari Corinth, Yunani.

Umat manusia menggunakan gerobak atau kereta kuda untuk memindahkan barang atau manusia dari satu tempat ke tempat lain. Gerobak digunakan untuk mengangkut barang dan biasanya di tarik atau di dorong manusia atau hewan seperti sapi, kerbau atau kuda. Sedangkan untuk perpindahan manusia, digunakan kereta atau gerobak yang di desain mempunyai tempat duduk yang lebih nyaman sebagai cara baru bertransportasi. Kereta ini pada umumnya di tarik kuda, karena kuda sudah dikenal akan kecepatan dalam berlari, sehingga dikenal sebagai kereta kuda.

Untuk memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain yang cenderung tetap dan kontinyu, maka di bangunlah suatu lintasan yang berbentuk rel. Rel ini pada awalnya terbuat dari kayu. Kemudian sebagai kendaraannya digunakanlah suatu gerobak yang sudah di dirancang rodanya agar bisa berjalan diatas rel tersebut. Salah satu kendaraan ini dikenal sebagai Wagon Ways (atau di daerah lain brnama “lori”), dan dikembangkan dan di gunakan di Jerman pada tahun 1550-an sebagai moda angkutan khusus di daerah pertambangan bijih besi. Wagon Ways masih menggunakan rel kayu dengan “lori” sebagai gerbong yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.



Lokomotif Uap pertama


Alat transportasi kereta modern ini mulai berkembang seiring dengan perkembangan revolusi industri, ekspansi dan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Kereta baru digunakan secara massal sejak 200 tahun lalu. Namun, penemuannya terjadi jauh sebelum itu semua. Kereta sederhana sebagai alat transportasi sudah mulai digunakan sekitar 2000 tahun yang lalu oleh masyarakat di peradaban Mesir kuno, Babylonia dan Yunani.


Kemudian di akhir tahun 1760-an, suatu perusahaan yaitu Coalbrookdale memulai menambahkan plat dari besi tuang pada permukaan atas rel kayu. Rel ini akhirnya mempunyai flanged seperti pada rel sekarang ini. Kemudian, rel mulai mengalami perubahan bahan dan bentuk yaitu dari setengah kayu, kemudian menjadi besi dan akhirnya setelah proses pembuatan baja lebih murah, maka digunakanlah baja sebagai bahan utama rel karena pertimbangan kekuatan dan ketahanan sehingga terus bertahan sampai saat ini.

Berikut adalah periode perkembangan Kereta dari masa ke masa

Periode Tenaga Uap

Pada abad ke-18, setiap tambang di Inggris memiliki jaringan kereta api sederhana sendiri, dengan kuda sebagai tenaga penarik gerobak dari tambang ke pabrik. Perubahan kembali datang pada tahun 1774 setelah James Watt memperkenalkan penemuan mesin uap stasioner pertamanya ke seluruh dunia. Kemudian pada tahun 1800-an beberapa ahli mesin uap berhasil memodifikasi mesin uap rancangan Watt, dengan merancang ruang bertekanan tinggi non-kondensasi yang memungkinkan mesin untuk mengkonversi lebih banyak energi uap menjadi energi mekanik.

Dari gambaran diatas, diketahui bahwa  mesin penggerak ini adalah pengembangan dari mesin uap sebelumnya yang ditemukan oleh Thomas Savery di tahun 1698 dan sempat dikembangkan oleh Thomas Newcomen. Mesin uap ini kemudian segera dipakai sebagai tenaga penggerak industri karena mampu menekan biaya produksi.

Dari mesin penggerak proses produksi inilah, muncul ide untuk menggunakannya sebagai tenaga penggerak kendaraan khususnya yang berjalan diatas rel. Lokomotif uap skala penuh pertama di buat oleh insinyur inggris bernama Richard Trevithick di tahun 1804. Namun lokomotif ini kurang bisa diterima oleh publik. Hingga akhirnya pada tahun 1814, seorang insiyur Inggris lain bernama George Stephenson membuat lokomotif uap pertama dengan desain baru yang sukses diterima publik dan diberi nama Blucher.

Penemuan lokomotif uap pada tahun 1804 menjadi revolusi dalam sejarah transportasi. Itulah awal dominasi kereta api tenaga uap selama lebih dan satu abad.

Mesin uap pertama mulai dioperasikan di sepanjang rel primitif pada tahun 1804. Saait itu Matthew Murray berhasil menampilkan lokomotif sederhana pertama, Namun perhatian publik justru lebih banyak tertuju pada Richard Trevithick yang berhasil menciptakan “Penydarren”, sebuah lokomotif yang menarik beban setara 25 ton dan 70 orang. Kereta api dipergunakan secara komersial pada akhir 1820-an, George Stephenson yang berkebangsaan Inggris saat itu memenangkan kompetisi dengan desain lokomotif uap-nya. Sejak saat itu, lokomotif uap menyebar dengan cepat hingga ke Amerika.

Dengan demikian penemuan “Kaki Besi” Kereta Api berawal dari sketsa model pertama dari kereta uap Inggris, atau lokomotif jalan, pada tahun 1784 oleh William Murdoch.

Kereta api berkembang setelah James Watt menemukan mesin uap, kemudian di dikembangkan oleh penemu lainnya seperti:
  • Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. 
  • Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. 
  • George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar dan mampu menarik kereta lebih banyak.




George Stephenson (9 Juni 1781-12 Agustus 1848); insinyur rel kereta api, dilahirkan di Wylam, Northumberland, Inggris. Ayah Stephenson bekerja pada sebuah perusahaan pertambangan yang tugasnya memasukkan batubara ke dalam tungku perapian dari mesin uap. George pada mulanya bekerja sebagai gembala sapi pada usia delapan tahun. Kemudian ia juga bekerja di sebuah pertambangan batubara, mula-mula ia membantu ayahnya, lambat laun ia menjadi kepala mesin uap. Sambil bekerja ia mulai belajar membaca dengan ikut kursus di malam hari hingga akhirnya memahami buku tentang permesinan.

Seiring perjalanan waktu, Stephenson terus mengembangkan lokomotifnya hingga akhirnya pada tahun 1829, lokomotif uap (loko uap) legendaris “The Rocket” selesai dirancang dan mencapai rekor kecepatan 47 km/jam, yang kemudian mendorong pengembangan desain lokomotif uap oleh para ahli di seluruh dunia. Pada sisi lain adanya penemuan berupa pengubahan bijih besi menjadi besi, setelah diolah dalam tanur tinggi, memungkinkan pembangunan rel yang mampu menahan beban dan mempunyai kecepatan yang makin meningkat.

Lokomotif uap kemudian menjadi “raja” kendaraan angkutan massal di dunia, dimana hampir semua kereta ditarik oleh lokomotif uap yang selalu mengeluarkan asap dari pembakaran kayu atau batu bara, dari sinilah loko mendapat julukan sebagai “Kaki Besi” Kereta Api.







Pada dekade pertama penyebaran lokomotif uap, Inggris negara pertama yang melakukan industrialisasi, membangun jalur kereta api pertama pada tahun 1825. Jalur itu dipergunakan untuk transportasi batu bara. Jalur pertama untuk perjalanan penumpang dioperasikan pada tahun 1830.

Perjalanan pertama dengan kereta api terasa sangat tidak nyaman. Penumpang disesakkan dengan asap mesin uap. Jalan kereta api untuk lokomotif uap dibangun di atas tanah datar karena tidak dapat dipasang di tempat-tempat yang tidak rata. Hal ini mendorong dilakukannya pembangunan sarana lain, seperti jembatan dan terowongan.

Para insinyur di London mulai merencanakan untuk membangun rel kereta api antar kota dan terowongan bawah tanah. Bagian pertama dari proyek ini sekarang dikenal dengan “London Underground” yang mulai dibangun pada tahun 1863. Meskipun menerima banyak keluhan karena asap di terowongan, pembangunan rel ini tetap diteruskan hingga  1890. Masa kejayaan kereta uap berakhir ketika seluruh armada kereta di London mulai menggunakan mesin listrik. Penggunaan kereta listrik ini menandai awal dari era baru sistem perkeretaan melalui transit perkotaan yang cepat, dan jalan bawah tanah mulai muncul di seluruh penjuru dunia.

Salah satunya d seorang Belgia pada tahun 1872, Georges Nagelmackers (1845-1905) menciptakan “perusahaan Internasional Gerbong Tidur”. Dua jalur pertama menghubungkan Ostende-Brindisi dan Paris-Wina. Pada tahun 1883, lahirlah kereta api Orient-Express. Jalur tersebut mempunyai gerbong tidur dan gerbong restoran. Lokomotif elektrik, muncul pada tahun 1912, memakal arus dan kabel lurus yang tergantung di atas jalan. 

Hal lain yang sangat penting dalam sejarah kereta adalah pengenalan mesin Diesel, yang juga membawa lokomotif uap untuk tutup usia. Setelah perang dunia ke-2, mayoritas negara di dunia mulai meninggalkan lokomotif uap dan beralih pada mesin berbahan bakar diesel yang lebih handal. Mesin diesel yang dikombinasikan dengan yang listrik memungkinkan terciptanya kereta terbaik kedua dunia, setelah kereta listrik. Kini kereta tercatat membawa lebih dari 40% barang di seluruh dunia dan mendistribusikannya antar kota, negara, dan benua.

Lokomotif uap mengalami masa kejayaan mulai akhir pertengahan abad 19 hingga awal abad 20 sebelum akhirnya mulai tergeser pada era tahun 1930 dan 1950-an oleh penemuan Mesin Diesel dan Mesin Listrik.

Periode Tenaga Listrik

Semenjak ditemukannya prinsip motor listrik oleh Michael Faraday pada tahun 1821, banyak ilmuwan terus mengembangkan motor listrik dan digunakan sebagai tenaga penggerak khususnya kendaraan berat seperti Kereta Api (motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik).

Pada tahun 1837, lokomotif elektrik pertama diciptakan oleh ahli kimia bernama Robert Davidson. Lokomotif ini digerakkan oleh sel galvanis atau baterai, sehingga mempunyai daya terbatas dan kurang aman dan menyebabkan lokomotif ini tidak digunakan secara luas waktu itu. Kemudian pada tahun 1879, Kereta Penumpang bertenaga listrik pertama kali diperkenalkan oleh Werner von Siemens di Berlin. Lokomotif digerakkan oleh motor gulungan seri dengan daya 2.2 kW, dan susunan keretanya terdiri dari lokomotif dan 3 kereta yang bisa berjalan dengan kecepatan 13 Km/jam. Sumber listrik didapat dari jaringan 150 Vdc yang disalurkan melalui rel terisolasi diantara rel utama. jalur tram elektrik pertama di dunia dibuka di Lichterfelde dekat Berlin pada tahun 1881 yang juga di bangun oleh Werner von Siemens.

Setelah itu mulai dibuka jalur-jalur trem atau kereta listrik di beberapa tempat di dunia. Tenaga listrik mulai dipakai sebagai tenaga penggerak kereta api, walau masih kalah dengan tenaga uap pada masa itu. Lokomotif maupun kereta listrik terus mengalami perkembangan hingga sekarang. Lokomotif listrik modern bahkan mempunyai daya besar dan mampu menarik rangkaian KA panjang dan berat. Sementara kereta listrik yang sekarang dikenal dengan sebutan KRL terus berkembang terutama setelah semakin banyak ditemukannya peralatan elektronika daya dan perkembangan teknologi swicthing pada Electric Converter . Bahkan KRL berevolusi menjadi KA Modern dan canggih yang nantinya dikenal sebagai KA Supercepat.

Periode Mesin Diesel

Setelah Dr. Rudolf Diesel mematenkan desainnya tentang mesin diesel pada tahun 1912, maka tenaga penggerak kereta api mulai bertambah jenisnya. Lokomotif bertenaga diesel pertama di operasikan pada tahun 1912 di jalur rel Winterthur-Romanshorn di Swis, namun hal ini tidak sukses. Pada tahun 1909, Prussian State Railways memesan sebuah Lokomotif Diesel dari Perusahaan Mesin Diesel Gebrüder Sulzer founded Diesel-Sulzer-Klose GmbH, dimana perusahaan tersebut mulai membuat mesin diesel bersama Rudolf Diesel dan Adolf Klose sejak tahun 1906.




Setelah menjalani serangkaian uji jalan, pada september 1912, Lokomotif tersebut tiba di Berlin. Selama menjalani uji jalan pada 1913, beberapa masalah muncul. Setelah Perang Dunia I meletus tahun 1914, semua uji dihentikan. Lokomotif tersebut memiliki berat 95 Ton dan daya 883 kW dengan kecepatan maksimum 100 Km/Jam. Sebagian kecil prototype lokomotif diesel di diproduksi di sejumlah negara pada pertengahan 1920-an.

Banyak negara kemudian berlomba-lomba merancang dan membuat Lokomomoti Diesel bahkan mulai menciptakan inovasi baru demi menghasilkan lokomotif yang berdaya besar namun efisien. Perusahaan General Electric di Amerika Serikat mulai memasuki pangsa pasar kereta pada awal abad 20. Awalnya GE membuat lokomotif elektrik, namun setelah munculnya Mesin diesel, mereka mulai merubah konsepnya dengan menggunakan Mesin diesel sebagai sumber tenaga untuk menghasilkan listrik bagi kereta/lokomotif listrik. 

GE memulai percobaan lokomotif diesel elektrik pada tahun 1917-1918 dan baru mengeluarkan produk Lokomotif Diesel Elektrik berdaya kecil untuk shunting pada tahun 1930-an. Lokomotisasi kereta diesel elektrik memasuki pasar Mainstream Amerika sejak Burlington Railroad dan Union Pasicif menggunakan Diesel "Streamliners" untuk menarik kereta penumpang sejak 1934.

Mengikuti kesuksesan  tur 1939 oleh General Motor EMD-FT, perubahan tenaga uap menjadi diesel di Amerika dimulai. Seperti di Amerika, Eropa juga terus mengembangkan lokomotif atau kereta diesel. Bahkan di tahun 1930-an Kereta Diesel Kecepatan Tinggi dengan bentuk streamline mulai dikembangkan dibeberapa negara seperti Jerman, Perancis dan Hungaria. Jerman mulai mengoperasikan Kereta Diesel cepat di Deutsche Reichsbahn di bulan Februari 1933. SNCF Perancis mulai membuat Kereta Diesel cepat kelas XF1000 dan XF1100 pada 1934-1939. Sementara Hungaria, memulai pengoperasian Railbus mewah sejak 1934 dan mulai membuat Kereta Rel Diesel (KRD) Hargita pada 1944. Hingga pertengahan abad 20, lokomotif dan Kereta Diesel terus bertambah jumlahnya dan bervariasi jenisnya di berbagai belahan dunia.



Lokomotif Diesel Elektrik di Indonesia
           

Perlahan Mesin Diesel mulai menggeser Kejayaan Mesin uap sebagai tenaga penggerak kereta api. Lokomotif diesel lebih efisien dibandingkan lokomotif uap. Serta dengan adanya pengembangan teknologi kontrol, lokomotif diesel bisa di rangkaikan dengan hanya ada masinis di salah satu lokomotif saja. Lokomotif diesel juga lebih mudah dalam pengoperasiannya, dimana dia bisa di start dan di stop dengan mudah. Banyak kelebihan lain, yang akhirnya membuat Lokomotif diesel mulai efektif menggantikan lokomotif uap pada pertengahan 1960-an.

Periode Kereta Super Cepat.

Saat tenaga penggerak untuk Kereta Api terus berkembang, para ahli terus memikirkan bagaimana membuat kereta dengan kecepatan yang tinggi. Kereta Supercepat mulai dikembangkan di Jerman pada tahun 1899 dengan memanfaatkan jalur elektrifikasi milik militer sepanjang 72 Km antara Mariendfelde dan Zoessen. Pada oktober 1903, kereta dengan peralatan dari Siemens-haskle mampu mencapai kecepatan 206.7 km/jam dan pada 27 Oktober kereta dengan peralatan dari AEG mampu mencapai 210,2 km/jam. Namun jadwal reguler KA Supercepat baru akan ada 30 tahun kemudian.

Amerika mulai mengoperasikan KA Cepat jarak jauh yang diberi nama Zephyr pada tahun 1934. Berbeda dengan Eropa, Kereta ini masih menggunakan mesin diesel namun dengan desain streamline. KA ini mampu mencapai kecepatan 124 km/jam dengan puncak kecepatan 185 km/jam. Lokomotif uap juga masih diberi kesempatan untuk bisa menjadi KA Supercepat, yaitu di Inggris, Lokomotif uap yang di beri nama Mallard (LNER Class A4 Mallard) mampu membuktikan bahwa tenaga uap masih bisa menggerakkan kereta api hingga menembus kecepatan 202 Km/jam. Rekor ini dicapai pada tahun 1938 dan merupakan rekor tertinggi kecepatan KA di dunia saat itu. Semenjak saat itu, beberapa negara maju di Eropa, Asia dan Amerika berlomba-lomba menciptakan KA Supercepat.

Setelah Perang Dunia II bearkhir, era KA Supercepat memulai babak baru saat negara maju di Asia yaitu Jepang mulai membuat dan mengoperasikan KA Supercepat mereka yang di namakan Shinkansen. Pada tahun 1963, saat uji eksperimental, Shinkansen Jepang mampu membuat rekor baru, yaitu melaju menembus kecepatan 256 Km/Jam. Shinkansen tipe 0 dibuat oleh Kawasaki Heavy Industries dan melayani perjalanan Tokyo-Osaka sejauh 515 Km dengan kecepatan operasional maksimum 210 Km/Jam. Langkah Jepang ini kemudian disusul oleh negara-negara besar dan maju di Eropa seperti Perancis dan Jerman. Perancis melalui perusahaan operator kereta api mereka yaitu SNCF terus berinovasi agar bisa memiliki kereta supercepat.

SNCF kemudian melakukan berbagai proyek KA Supercepat. Proyek pertama adalah pengembangan Turbo Train yang menggunakan mesin diesel yang di modifikasi dengan turbin gas. Pada tahun 1967, Turbo Train mampu melaju pada kecepatan 230 Km/Jam. Setelah melalui berbagai proyek, dan perubahan tenaga penggerak dari diesel menjadi murni tenaga listrik, SNCF akhirnya  memiliki KA Supercepat yang dinamakan TGV (Train a Grande Vitesse atau High Speed Train) yang diluncurkan pada tahun 1981.

TGV Perancis dengan perkembangan yang terus dilakukan mampu menciptakan beberapa kali rekor kecepatan dunia yaitu pada 1981 dengan kecepatan 380 Km/Jam, tahun 1990 dengan 515 Km/Jam dan kemudian pada tahun 2007 dengan kecepatan 574 Km/Jam. Sementara itu Jerman dengan perusahaan operator pemerintahnya yaitu Deutsche Bundesbahn (DB) memulai percobaan KA Supercepat mereka dengan KA yang disebut Inter City Experimental pada tahun 1985. KA ini akhirnya mampu menembus rekor kecepatan dunia yang sebelumnya di pegang Perancis, yaitu mampu menembus 406,9 Km/Jam pada tahun 1988. Sama halnya dengan TGV, IC juga mengalami pengembangan hingga akhirnya muncullah KA Supercepat Inter City Express (ICE) mulai dari generasi 1 yang beroperasi tahun 1989 hingga generasi 3 yang beroperasi hingga saat ini.


KA Supercepat TGV dan ICE di Stasiun besar Frankfurt tahun 2009
            

Keberhasilan Jepang, Perancis dan Jerman, kemudian diikuti dan menjadi inspirasi negara-negara maju lain di berbagai belahan dunia untuk menciptakan KA Supercepat seperti Spanyol, Amerika Serikat, Korea Selatan, China serta Taiwan. Negara-negara lain juga berusaha agar bisa memiliki KA Supercepat di negaranya termasuk Indonesia (“membeli” belum made in).

Periode Maglev

Disamping tenaga uap, listrik serta mesin diesel, sebenarnya masih ada tenaga lain yang digunakan dalam membangun “Kaki Besi” Kereta Supercepat, yaitu tenaga magnet. Magnet sebenarnya telah lama ditemukan oleh manusia. Maglev adalah suatu metode tranportasi yang menggunakan prinsip levitasi magnetik untuk menggerakkan kendaraan tanpa menyentuh tanah. Levitasi magnet merupakan interaksi medan magnetik yang menyebabkan terjadinya reaksi yang dapat mengakibatkan benda melayang.

Berbagai pengujian kendaraan atau kereta dengan metode levitasi magnet dilakukan sejak awal abad 20. Namun kereta maglev ini kurang populer karena sulitnya pembuatan dan teknologi yang digunakan. Seiring ditemukannya berbagai peralatan elektromagnetik serta semakin berkembangnya KA Supercepat, maka Maglev mulai di kembangkan dengan intensif sebagai tenaga penggerak alternatif untuk KA Supercepat.

KA Maglev menggunakan prinsip motor linier, dimana rel maglev berfungsi sebagai medan magnet besar yang dikendalikan secara elektris. Interaksi antara rel dan maglev ini akan menggerakan kereta hingga kecepatan tinggi bahkan terangkat dari relnya atau melayang. Karena Maglev bergerak dengan melayang maka secara otomatis mengurangi getaran yang biasa terjadi antara rel dengan roda, sehingga membuat maglev lebih nyaman saat melaju. Beberapa negara mulai intensif mengembangkan KA Maglev-nya yaitu Jerman dan Jepang.

Hingga saat ini, Maglev telah mampu melampau kecepatan dari KA Supercepat konvensional tenaga listrik. Jepang sangat intensif mengembangkan maglev bahkan mengungguli pesaingnya yaitu Perancis dan Jerman dikarenakan kebutuhan KA ini mendesak untuk diterapkan. Beberapa kali Maglev Jepang memegang rekor kecepatan dunia. Untuk kesekian kalinya, Maglev Jepang dengan Maglev I0 terbaru berhasil menembus rekor kecepatan baru yaitu 603 Km/Jam pada april 2015.Maglev diprediksi menyaingi KA Supercepat konvensional di masa mendatang terutama di negara-negara maju dengan wilayah yang sempit namun padat penduduk.

Dari gambaran beberapa periode perjalanan “Sejarah Kaki Besi Kereta Api Dunia” diatas, maka dapat didefinisikan bahwa betapa seriusnya negara-negara maju dalam hal inovasi moda transportasi massal ini untuk efisiensi, efektititas serta kemodernitasan peradaban ummat manusia.

Tak lupa sebagai bentuk penghargaan atas jasanya, berikut kami sarikan riwayat singkat dari “BAPAK KERETA API

Goerge Stephenson, dari perjalanan sejarah walaupun bukan yang pertama kali dalam cikal bakal perkeratapian dunia, namun beliaulah adalah orang pertama di dunia yang merancang “konsep” Kereta Api pendukung industri dengan pengaplikasian rel sebagai jalan mandiri, sehingga tidak heran jika beliau dijuluki sebagai Bapak Kereta Api Dunia.



Stephenson dilahirkan pada tanggal 9 Juni 1781 di Wylam, dekat Newcastle, Inggris. Ketika umurnya 19 tahun kakek Stephenson baru masuk SD. Karena, sejak kecil beliau harus membantu ayahnya bekerja di sebuah pertambangan batu bara.

Selama beliau bekerja di pertambangan , beliau sering mengamati cara kerja mesin uap. Sehingga Stephenson tau seluk beluk dari mesin uap. Karena itu, beliau menjadi satu-satunya ahli mesin di pertambangan batu bara Kilingworth.

Untuk memudahkan pekerjaannya, Stephenson mulai merancang sebuah mesin pengangkut batu bara. Pada tahun 1814, Stephenson membuat lokomotif kereta uap. Lokomotif yang dinamai Butcher itu, mampu menarik delapan gerbong kereta, yang berisi 30 ton batu bara, dengan kecepatan 6,4 km/jam

Stephenson semakin rajin membuat berbagai jenis lokomotif, yang makin lama makin baik mutu dan kecepatannya. Selain lokomotif, Stephenson juga menemukan lampu tambang, lampu nelayan, dan jam weker.

Berkat berbagai penemuannya, beliau menjadi semakin terpandang. Namun, meskipun beliau telah menjadi orang terpandang, beliau sering menolong seseorang dengan sifat kedermawaannya. Salah satu sikap solidaritasnya adalah dengan membangun sekolah-sekolah, perpustakaan, tempat rekreasi, dan ruang musik bagi para pekerja tambang dan juga untuk anak-anaknya.

George Stephenson meninggal sebagai seorang jutawan dan dermawan, pada tanggal 12 Agustus 1848 di Chesterfield, pada usia 67 tahun. Hingga saat ini, semua lokomotif di dunia pada dasarnya meniru lokomotif buatan Stephenson.




Salam hangat


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

1 komentar:

Item Reviewed: Sejarah “Kaki Besi” Kereta Api Dunia Bagian I {Universal KA} Rating: 5 Reviewed By: widjaja
×
Judul