Salam sejahtera bro…agan, sist… semoga
sehat sll bro…
Mungkin
disebabakan “cinta” & "sayang"nya... saya dengan salah satu moda transportasi ini, akhirnya
saya postingkan juga cerita “Sejarah Kaki Besi Kereta Api” dunia kepada
khalayak ramai, walapun sudah banyak bertebaran artikel sejenis yang
menguraikannya, namun demikian untuk melengkapi wawasan saya, maka terbitlah
posting "gerbong" ini dalam blog kami.
Awal cerita...
Naik
kereta api tut tut tut… . . .
Siapa
hendak turut…
Ke
Aceh… hingga Papua…
Bolehlah
naik dengan percuma…
Ayo
kawanku lekas naik….
Kereta
tak berhenti lama…
Masih ingat lagu anak-anak tersebut diatas…? Ya… begitulah
sepenggal lagu anak tentang alat transportasi darat yang cukup favorit di
Indonesia dulu, kini entah nanti…
Perjalanan dengan Kereta Api
merupakan sarana transportasi yang sudah menjadi
bagian dari dunia industri dan perdagangan massal dimuka
bumi ini, yakni dinilai paling efektif dan efisien, oleh karenanya tidak
mengherankan bila hingga abad modern ini jenis angkutan “Kaki Besi” Kereta Api
masih menjadi angkutan massal yang
diandalkan di banyak Negara, namun pada kenyataannya di Negara kita, Indonesia
moda transportasi massal
ini telah lama “mandeg” dalam perluasan jaringan pelayanan “Kaki
Besi” Kereta Api, anda ingin membuktikan tulisan kami, silahkan anda
jalan-jalan ke Tanah Papua, Maluku, Timor hingga Borneo…?!?
Benarkah perseroan sebesar KAI tak mampu…? ataukah warisan
budaya, cara berfikir penjajah dahoeloe, kini “menular” kepada generasi dari
penduduk “asli” Nusantara ini…?
Entahlah....begitu salah satu lirik dari lagunya Kang Iwan {Fals}
Sebagai angkutan massal, Kareta
Api juga dianggap paling sesuai untuk mengatas kemacetan seperti halnya kota
sebesar Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota lain di seluruh Indonesia yang
terus berkembang.
Demikian juga moda transportasi “Kaki Besi” Kereta Api
ini akan sangat nyambung dengan moda transportasi air (estetik & eksotik) yang merupakan
“buah” kesadaran dari masyarakat wilayah kepulauan, serta kebanggan para
leluhur masyarakat “asli” Nusantara sejak dahoeloe kala.
Nah dari beberapa hal diatas, dapat diketahui, bahwa dari
periode orla hingga awal reformasi, para pengelola “Kaki Besi” Kereta Api dan
birokrasi masih menjadikan angkutan massal ini
'seperti' setengah hati. Secara teori dan kajian dari para pakar transportasi
dunia, angkutan “Kaki Besi” Kereta Api merupakan angkutan paling sesuai untuk
mengatasi kesemrawutan lalu lintas darat, oleh karena itu peran serta seluruh stakeholder (eksekutif dan
legislatif)
harus saling bekerjasama bukan bekerja sana…?!?
Mari
bersama saling menghargai fungsi dan tugasnya masing-masing…
Posting artikel ini juga, berguna sebagai saling memberi support kepada
seluruh pemangku kepentingan di Negeri “Gemah Ripah Loh
Jinawai, Tata Titi Tentrem Karta Rahardjo” NKRI untuk saling bahu-membahu
menambah jaringan “Kaki Besi” Kereta Api
diseluruh wilayah NKRI, sebagai bentuk pengabdian-pelayanan kepada seluruh
lapisan masyarakat dan serta sebagai bentuk kemajuan peradaban transportasi massal
Nasional, sehingga dibeberapa periode abad mendatang tidak ada lagi warga
Negara Indonesia yang “melongo” apabila
mendengar “Kaki Besi” Kereta Api, dan sebagai pemimpin tentu akan sangat "bersemangat" apabila rakyat yang
dipimpinnya masih belum dapat sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia dalam hal
transportasi aman-nyaman, sebab telah diketahui bersama bahwasannya dibanyak
Negara dunia, “Kaki Besi” Kereta Api merupakan sarana transportasi “massal”
terpenting yang selalu diperhatikan, dikaji secara ilmiah hingga dikembangan
hingga taraf high end…
Dengan artikel ini juga kami berharap, jalur-jalur KA tempoe doeloe dapat dioptimalkan kembali sehingga tidak
menjadi seonggok besi tua bahkan terus dikembangkan penambahan jalur-jalur
baru, sebab jangan sampai wisatawan mancanegara “senang” berkunjung ke
Indonesia disebabkan oleh “keunikan Bangsa ini dalam mengabaikan salah satu
moda transportasi massal
yang telah mendunia tersebut, karena sudah kita ketahui bersama bahwa di
negara-negara maju, jalur-jalur KA adalah moda transportasi “terpenting”,
efisien, efektif yang tentu nan eksotik, seperti layaknya moda transportasi
laut yang dikembangkan hingga berkelas hotel mewah mengapung di tengah-tengah
samudera luas.
Disebabkan artikel ini agak panjang, maka dalam posting ini dibuat
bersambung menjadi 5 (lima) "gerbong".
Selamat
membaca….
”Jika lelah atau
bahkan bosan membaca secara online, silahkan di copy-paste saja bro…atau
silahkan langsung “sowan”
ke Mbah2 yang dapat menceritakan kisah historiannya, dan
atau langsung mendatangi museum-museum “Kaki Besi” Kereta Api yang banyak
bertebaran diberbagai Negara” termasuk di Negara Indonesia.
Sejarah
perkeretaapian tentu sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang
diawali dengan penemuan roda. Yakni awal mulanya dikenal kereta kuda yang hanya
terdiri dari satu kereta (rangkaian).
Semenjak
ditemukannya roda yang terbuat dari bahan kayu, mereka kemudian membangun
jalan-jalan sebagai prasarana pendukungnya. Sisa-sisa arkeologi
pembangunan ini masih dapat ditemukan di Italia dan Yunani.
Salah satu contoh yang paling terkenal adalah batu kuno terukir “wagonways”
yang dapat ditemukan di Isthmus dari Corinth, Yunani.
Umat manusia
menggunakan gerobak atau kereta kuda untuk memindahkan barang atau manusia dari
satu tempat ke tempat lain. Gerobak digunakan untuk mengangkut barang dan
biasanya di tarik atau di dorong manusia atau hewan seperti sapi, kerbau atau
kuda. Sedangkan untuk perpindahan manusia, digunakan kereta atau gerobak yang
di desain mempunyai tempat duduk yang lebih nyaman sebagai cara baru
bertransportasi. Kereta ini pada umumnya di tarik kuda, karena kuda sudah
dikenal akan kecepatan dalam berlari, sehingga dikenal sebagai kereta kuda.
Untuk
memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain yang cenderung tetap dan kontinyu, maka di
bangunlah suatu lintasan yang berbentuk rel. Rel ini pada awalnya terbuat dari
kayu. Kemudian sebagai kendaraannya digunakanlah suatu gerobak yang sudah di
dirancang rodanya agar bisa berjalan diatas rel tersebut. Salah satu kendaraan
ini dikenal sebagai Wagon Ways (atau di daerah lain brnama “lori”), dan
dikembangkan dan di gunakan di Jerman pada tahun 1550-an sebagai moda angkutan khusus
di daerah pertambangan bijih besi. Wagon Ways masih
menggunakan rel kayu dengan “lori” sebagai
gerbong yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.
Lokomotif Uap
pertama
Alat transportasi
kereta
modern ini mulai berkembang seiring dengan perkembangan revolusi industri, ekspansi
dan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Kereta
baru digunakan secara massal sejak 200 tahun lalu. Namun, penemuannya
terjadi jauh sebelum itu semua. Kereta sederhana sebagai alat transportasi
sudah mulai digunakan sekitar 2000 tahun yang lalu oleh masyarakat di peradaban
Mesir
kuno,
Babylonia dan Yunani.
Kemudian di akhir tahun 1760-an, suatu perusahaan
yaitu Coalbrookdale memulai menambahkan plat dari besi tuang pada
permukaan atas rel kayu. Rel ini akhirnya mempunyai flanged seperti pada
rel sekarang ini. Kemudian, rel mulai mengalami perubahan bahan dan bentuk
yaitu dari setengah kayu, kemudian menjadi besi dan akhirnya setelah proses
pembuatan baja lebih murah, maka digunakanlah baja sebagai bahan utama rel
karena pertimbangan kekuatan dan ketahanan sehingga terus bertahan sampai saat
ini.
Berikut
adalah periode perkembangan Kereta dari masa ke masa
Periode
Tenaga Uap
Pada abad ke-18, setiap tambang di Inggris memiliki
jaringan kereta api sederhana sendiri, dengan kuda sebagai tenaga penarik
gerobak dari tambang ke pabrik. Perubahan kembali datang pada tahun 1774
setelah James Watt memperkenalkan penemuan mesin uap stasioner
pertamanya ke seluruh dunia. Kemudian pada tahun 1800-an beberapa ahli
mesin uap berhasil memodifikasi mesin uap rancangan Watt, dengan merancang
ruang bertekanan tinggi non-kondensasi yang memungkinkan mesin untuk
mengkonversi lebih banyak energi uap menjadi energi mekanik.
Dari gambaran diatas, diketahui bahwa mesin
penggerak ini adalah pengembangan dari mesin uap sebelumnya yang ditemukan oleh
Thomas Savery di tahun 1698 dan sempat dikembangkan oleh Thomas Newcomen. Mesin
uap ini kemudian segera dipakai sebagai tenaga penggerak industri karena mampu
menekan biaya produksi.
Dari mesin penggerak proses produksi inilah, muncul
ide untuk menggunakannya sebagai tenaga penggerak kendaraan khususnya yang
berjalan diatas rel. Lokomotif uap skala penuh pertama di buat oleh insinyur
inggris bernama Richard Trevithick di tahun 1804. Namun lokomotif ini kurang
bisa diterima oleh publik. Hingga akhirnya pada tahun 1814, seorang insiyur
Inggris lain bernama George Stephenson membuat lokomotif uap pertama dengan
desain baru yang sukses diterima publik dan diberi nama Blucher.
Penemuan lokomotif uap pada tahun 1804 menjadi
revolusi dalam sejarah transportasi. Itulah awal dominasi kereta api tenaga uap
selama lebih dan satu abad.
Mesin uap pertama mulai dioperasikan di sepanjang
rel primitif pada tahun 1804. Saait itu Matthew Murray berhasil menampilkan lokomotif
sederhana pertama, Namun perhatian publik justru lebih banyak tertuju pada
Richard Trevithick yang berhasil menciptakan “Penydarren”, sebuah lokomotif
yang menarik beban setara 25 ton dan 70 orang. Kereta api dipergunakan secara
komersial pada akhir 1820-an, George Stephenson yang berkebangsaan Inggris saat
itu memenangkan kompetisi dengan desain lokomotif
uap-nya. Sejak saat itu, lokomotif uap menyebar dengan cepat hingga ke Amerika.
Dengan demikian penemuan “Kaki Besi” Kereta Api
berawal dari sketsa model pertama dari kereta uap Inggris, atau lokomotif
jalan, pada tahun 1784 oleh William Murdoch.
Kereta api berkembang setelah James Watt menemukan mesin uap, kemudian di
dikembangkan oleh penemu lainnya seperti:
- Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi.
- Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum.
- George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar dan mampu menarik kereta lebih banyak.
George
Stephenson (9 Juni 1781-12 Agustus 1848); insinyur rel kereta api, dilahirkan
di Wylam, Northumberland, Inggris. Ayah Stephenson bekerja pada sebuah
perusahaan pertambangan yang tugasnya memasukkan batubara ke dalam tungku
perapian dari mesin uap. George pada mulanya bekerja sebagai gembala sapi pada
usia delapan tahun. Kemudian ia juga bekerja di sebuah pertambangan batubara,
mula-mula ia membantu ayahnya, lambat laun ia menjadi kepala mesin uap. Sambil
bekerja ia mulai belajar membaca dengan ikut kursus di malam hari hingga
akhirnya memahami buku tentang permesinan.
Seiring
perjalanan waktu, Stephenson terus mengembangkan lokomotifnya hingga akhirnya pada
tahun 1829, lokomotif uap (loko uap) legendaris “The Rocket”
selesai dirancang dan mencapai rekor kecepatan 47 km/jam, yang kemudian
mendorong pengembangan desain lokomotif uap oleh para ahli di seluruh dunia.
Pada sisi lain adanya penemuan berupa pengubahan bijih besi menjadi besi,
setelah diolah dalam tanur tinggi, memungkinkan pembangunan rel yang mampu
menahan beban dan mempunyai kecepatan yang makin meningkat.
Lokomotif uap
kemudian menjadi “raja” kendaraan angkutan massal di dunia,
dimana hampir semua kereta ditarik oleh lokomotif uap yang selalu mengeluarkan
asap dari pembakaran kayu atau batu bara, dari sinilah loko mendapat julukan
sebagai “Kaki Besi” Kereta Api.
Pada dekade
pertama penyebaran lokomotif uap, Inggris negara pertama yang melakukan industrialisasi,
membangun jalur kereta api pertama pada tahun 1825. Jalur itu dipergunakan
untuk transportasi batu bara. Jalur pertama untuk perjalanan penumpang
dioperasikan pada tahun 1830.
Perjalanan
pertama dengan kereta api terasa sangat tidak nyaman. Penumpang disesakkan
dengan asap mesin uap. Jalan kereta api untuk lokomotif uap dibangun di atas
tanah datar karena tidak dapat dipasang di tempat-tempat yang tidak rata. Hal
ini mendorong dilakukannya pembangunan sarana lain, seperti jembatan dan
terowongan.
Para insinyur
di London mulai
merencanakan untuk membangun rel kereta api antar kota dan terowongan bawah
tanah. Bagian pertama dari proyek ini sekarang dikenal dengan “London Underground”
yang mulai dibangun pada tahun 1863. Meskipun menerima banyak keluhan karena
asap di terowongan, pembangunan rel ini tetap diteruskan hingga 1890.
Masa kejayaan kereta uap berakhir ketika seluruh armada kereta di London mulai
menggunakan mesin listrik. Penggunaan kereta listrik
ini menandai awal dari era baru sistem perkeretaan melalui transit perkotaan
yang cepat, dan jalan bawah tanah mulai muncul di seluruh penjuru dunia.
Salah satunya
d seorang Belgia pada tahun 1872, Georges Nagelmackers
(1845-1905) menciptakan “perusahaan Internasional
Gerbong Tidur”. Dua jalur pertama menghubungkan Ostende-Brindisi
dan Paris-Wina. Pada tahun 1883, lahirlah kereta api Orient-Express.
Jalur tersebut mempunyai gerbong tidur dan gerbong restoran. Lokomotif elektrik,
muncul pada tahun 1912, memakal arus dan kabel lurus yang tergantung di atas
jalan.
Hal lain yang
sangat penting dalam sejarah kereta
adalah pengenalan mesin Diesel, yang juga membawa lokomotif uap untuk tutup
usia. Setelah perang dunia ke-2, mayoritas negara di dunia mulai meninggalkan
lokomotif uap dan beralih pada mesin berbahan bakar diesel yang lebih handal.
Mesin diesel yang dikombinasikan dengan yang listrik memungkinkan terciptanya
kereta terbaik kedua dunia, setelah kereta listrik. Kini kereta tercatat
membawa lebih dari 40% barang di seluruh dunia dan mendistribusikannya antar
kota, negara, dan benua.
Lokomotif uap
mengalami masa kejayaan mulai akhir pertengahan abad 19 hingga awal abad 20
sebelum akhirnya mulai tergeser pada era tahun 1930 dan 1950-an oleh penemuan
Mesin Diesel dan Mesin Listrik.
Periode Tenaga Listrik
Semenjak
ditemukannya prinsip motor listrik oleh Michael Faraday pada
tahun 1821, banyak ilmuwan terus mengembangkan motor listrik dan digunakan
sebagai tenaga penggerak khususnya kendaraan berat seperti Kereta Api (motor
listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal
bakal kereta api listrik).
Pada tahun
1837, lokomotif elektrik pertama diciptakan oleh ahli kimia bernama Robert
Davidson. Lokomotif ini digerakkan oleh sel galvanis atau baterai, sehingga
mempunyai daya terbatas dan kurang aman dan menyebabkan lokomotif ini tidak
digunakan secara luas waktu itu. Kemudian pada tahun 1879, Kereta Penumpang
bertenaga listrik pertama kali diperkenalkan oleh Werner von Siemens di Berlin.
Lokomotif digerakkan oleh motor gulungan seri dengan daya 2.2 kW, dan susunan
keretanya terdiri dari lokomotif dan 3 kereta yang bisa berjalan dengan
kecepatan 13 Km/jam. Sumber listrik didapat dari jaringan 150 Vdc yang
disalurkan melalui rel terisolasi diantara rel utama. jalur tram elektrik
pertama di dunia dibuka di Lichterfelde
dekat Berlin pada tahun 1881 yang juga di bangun oleh Werner von Siemens.
Setelah itu
mulai dibuka jalur-jalur trem atau kereta listrik di beberapa tempat di dunia.
Tenaga listrik mulai dipakai sebagai tenaga penggerak kereta api, walau masih
kalah dengan tenaga uap pada masa itu. Lokomotif maupun kereta listrik terus
mengalami perkembangan hingga sekarang. Lokomotif listrik modern bahkan
mempunyai daya besar dan mampu menarik rangkaian KA panjang dan berat.
Sementara kereta listrik yang sekarang dikenal dengan sebutan KRL terus
berkembang terutama setelah semakin banyak ditemukannya peralatan elektronika
daya dan perkembangan teknologi swicthing pada Electric Converter .
Bahkan KRL berevolusi menjadi KA Modern dan canggih yang nantinya dikenal
sebagai KA Supercepat.
Periode Mesin Diesel
Setelah Dr.
Rudolf Diesel mematenkan desainnya tentang mesin diesel pada tahun 1912, maka
tenaga penggerak kereta api mulai bertambah jenisnya. Lokomotif bertenaga
diesel pertama di operasikan pada tahun 1912 di jalur rel Winterthur-Romanshorn
di Swis, namun hal ini tidak sukses. Pada tahun 1909, Prussian State Railways
memesan sebuah Lokomotif Diesel dari Perusahaan Mesin Diesel Gebrüder Sulzer
founded Diesel-Sulzer-Klose GmbH, dimana perusahaan tersebut mulai membuat
mesin diesel bersama Rudolf Diesel dan Adolf Klose sejak tahun 1906.
Setelah
menjalani serangkaian uji jalan, pada september 1912, Lokomotif tersebut tiba
di Berlin. Selama menjalani uji jalan pada 1913, beberapa masalah muncul.
Setelah Perang Dunia I meletus tahun 1914, semua uji dihentikan. Lokomotif
tersebut memiliki berat 95 Ton dan daya 883 kW dengan kecepatan maksimum 100
Km/Jam. Sebagian kecil prototype
lokomotif diesel di diproduksi di sejumlah negara pada pertengahan 1920-an.
Banyak negara
kemudian berlomba-lomba merancang dan membuat Lokomomoti Diesel bahkan mulai menciptakan
inovasi baru demi menghasilkan lokomotif yang berdaya besar namun efisien.
Perusahaan General
Electric di
Amerika Serikat mulai memasuki pangsa pasar kereta pada awal abad 20. Awalnya
GE membuat lokomotif elektrik, namun
setelah munculnya Mesin diesel, mereka mulai merubah konsepnya dengan
menggunakan Mesin diesel sebagai sumber tenaga untuk menghasilkan listrik bagi
kereta/lokomotif listrik.
GE memulai
percobaan lokomotif diesel elektrik pada
tahun 1917-1918 dan baru mengeluarkan produk Lokomotif Diesel Elektrik berdaya
kecil untuk shunting pada tahun 1930-an. Lokomotisasi kereta diesel elektrik memasuki
pasar Mainstream Amerika sejak Burlington Railroad dan Union Pasicif
menggunakan Diesel "Streamliners"
untuk menarik kereta penumpang sejak 1934.
Mengikuti
kesuksesan tur 1939 oleh General Motor EMD-FT, perubahan tenaga uap
menjadi diesel di Amerika dimulai. Seperti di Amerika, Eropa juga terus
mengembangkan lokomotif atau kereta diesel. Bahkan di tahun 1930-an Kereta
Diesel Kecepatan Tinggi dengan bentuk streamline mulai
dikembangkan dibeberapa negara seperti Jerman, Perancis dan Hungaria. Jerman
mulai mengoperasikan Kereta Diesel cepat di Deutsche Reichsbahn di
bulan Februari 1933. SNCF Perancis mulai membuat Kereta Diesel cepat kelas
XF1000 dan XF1100 pada 1934-1939. Sementara Hungaria, memulai pengoperasian
Railbus mewah sejak 1934 dan mulai membuat Kereta Rel Diesel (KRD) Hargita pada
1944. Hingga pertengahan abad 20, lokomotif dan Kereta Diesel terus bertambah
jumlahnya dan bervariasi jenisnya di berbagai belahan dunia.
Lokomotif Diesel Elektrik di Indonesia
Perlahan Mesin
Diesel mulai menggeser Kejayaan Mesin uap sebagai tenaga penggerak kereta api.
Lokomotif diesel lebih efisien dibandingkan lokomotif uap. Serta dengan adanya
pengembangan teknologi kontrol, lokomotif diesel bisa di rangkaikan dengan
hanya ada masinis di salah satu lokomotif saja. Lokomotif diesel juga lebih
mudah dalam pengoperasiannya, dimana dia bisa di start dan di stop dengan
mudah. Banyak kelebihan lain, yang akhirnya membuat Lokomotif diesel mulai
efektif menggantikan lokomotif uap pada pertengahan 1960-an.
Periode Kereta Super Cepat.
Saat tenaga
penggerak untuk Kereta Api terus berkembang, para ahli terus memikirkan
bagaimana membuat kereta dengan kecepatan yang tinggi. Kereta Supercepat mulai
dikembangkan di Jerman pada tahun 1899 dengan memanfaatkan jalur elektrifikasi
milik militer sepanjang 72 Km antara Mariendfelde dan Zoessen. Pada oktober
1903, kereta dengan peralatan dari Siemens-haskle mampu mencapai kecepatan
206.7 km/jam dan pada 27 Oktober kereta dengan peralatan dari AEG mampu
mencapai 210,2 km/jam. Namun jadwal reguler KA Supercepat baru akan ada 30
tahun kemudian.
Amerika mulai
mengoperasikan KA Cepat jarak jauh yang diberi nama Zephyr pada tahun
1934. Berbeda dengan Eropa, Kereta ini masih menggunakan mesin diesel namun
dengan desain streamline.
KA ini mampu mencapai kecepatan 124 km/jam dengan puncak kecepatan 185 km/jam.
Lokomotif uap juga masih diberi kesempatan untuk bisa menjadi KA Supercepat,
yaitu di Inggris, Lokomotif uap yang di beri nama Mallard (LNER Class A4
Mallard) mampu membuktikan bahwa tenaga uap masih bisa menggerakkan kereta api
hingga menembus kecepatan 202 Km/jam. Rekor ini dicapai pada tahun 1938 dan
merupakan rekor tertinggi kecepatan KA di dunia saat itu. Semenjak saat itu,
beberapa negara maju di Eropa, Asia dan Amerika berlomba-lomba menciptakan KA
Supercepat.
Setelah Perang
Dunia II bearkhir, era KA Supercepat memulai babak baru saat negara maju di
Asia yaitu Jepang mulai membuat dan mengoperasikan KA Supercepat mereka yang di
namakan Shinkansen.
Pada tahun 1963, saat uji eksperimental, Shinkansen Jepang
mampu membuat rekor baru, yaitu melaju menembus kecepatan 256 Km/Jam. Shinkansen tipe 0
dibuat oleh Kawasaki
Heavy Industries dan melayani perjalanan Tokyo-Osaka sejauh 515 Km dengan
kecepatan operasional maksimum 210 Km/Jam. Langkah Jepang ini kemudian disusul
oleh negara-negara besar dan maju di Eropa seperti Perancis dan Jerman.
Perancis melalui perusahaan operator kereta api mereka yaitu SNCF terus
berinovasi agar bisa memiliki kereta supercepat.
SNCF kemudian
melakukan berbagai proyek KA Supercepat. Proyek pertama adalah pengembangan
Turbo Train yang menggunakan mesin diesel yang di modifikasi dengan turbin gas.
Pada tahun 1967, Turbo Train mampu melaju pada kecepatan 230 Km/Jam. Setelah
melalui berbagai proyek, dan perubahan tenaga penggerak dari diesel menjadi
murni tenaga listrik, SNCF akhirnya memiliki KA Supercepat yang dinamakan
TGV (Train a
Grande Vitesse atau High Speed Train) yang diluncurkan pada tahun 1981.
TGV Perancis
dengan perkembangan yang terus dilakukan mampu menciptakan beberapa kali rekor
kecepatan dunia yaitu pada 1981 dengan kecepatan 380 Km/Jam, tahun 1990 dengan
515 Km/Jam dan kemudian pada tahun 2007 dengan kecepatan 574 Km/Jam. Sementara
itu Jerman dengan perusahaan operator pemerintahnya yaitu Deutsche Bundesbahn
(DB) memulai percobaan KA Supercepat mereka dengan KA yang disebut Inter City
Experimental pada tahun 1985. KA ini akhirnya mampu menembus rekor
kecepatan dunia yang sebelumnya di pegang Perancis, yaitu mampu menembus 406,9
Km/Jam pada tahun 1988. Sama halnya dengan TGV, IC juga mengalami pengembangan
hingga akhirnya muncullah KA Supercepat Inter City Express
(ICE) mulai dari generasi 1 yang beroperasi tahun 1989 hingga generasi 3
yang beroperasi hingga saat ini.
KA Supercepat TGV dan ICE di Stasiun besar Frankfurt
tahun 2009
Keberhasilan
Jepang, Perancis dan Jerman, kemudian diikuti dan menjadi inspirasi
negara-negara maju lain di berbagai belahan dunia untuk menciptakan KA
Supercepat seperti Spanyol, Amerika Serikat, Korea Selatan, China serta Taiwan.
Negara-negara lain juga berusaha agar bisa memiliki KA Supercepat di negaranya
termasuk Indonesia (“membeli” belum made in).
Periode Maglev
Disamping
tenaga uap, listrik serta mesin diesel, sebenarnya masih ada tenaga lain yang
digunakan dalam membangun “Kaki Besi” Kereta Supercepat, yaitu tenaga magnet.
Magnet sebenarnya telah lama ditemukan oleh manusia. Maglev adalah suatu metode
tranportasi yang menggunakan prinsip levitasi magnetik
untuk menggerakkan kendaraan tanpa menyentuh tanah. Levitasi magnet
merupakan interaksi
medan magnetik yang menyebabkan terjadinya reaksi yang dapat mengakibatkan
benda melayang.
Berbagai
pengujian kendaraan atau kereta dengan metode levitasi magnet dilakukan
sejak awal abad 20. Namun kereta maglev ini kurang
populer karena sulitnya pembuatan dan teknologi yang digunakan. Seiring
ditemukannya berbagai peralatan elektromagnetik
serta semakin berkembangnya KA Supercepat, maka Maglev mulai di kembangkan dengan
intensif
sebagai tenaga penggerak alternatif untuk
KA Supercepat.
KA Maglev
menggunakan prinsip motor linier, dimana
rel maglev berfungsi sebagai medan magnet besar yang dikendalikan secara elektris. Interaksi antara
rel dan maglev ini akan menggerakan kereta hingga kecepatan tinggi bahkan
terangkat dari relnya atau melayang. Karena Maglev bergerak dengan melayang
maka secara otomatis mengurangi getaran yang biasa terjadi antara rel dengan
roda, sehingga membuat maglev lebih nyaman saat melaju. Beberapa negara mulai intensif
mengembangkan KA Maglev-nya yaitu Jerman dan Jepang.
Hingga saat
ini, Maglev telah mampu melampau kecepatan dari KA Supercepat konvensional
tenaga listrik. Jepang sangat intensif
mengembangkan maglev bahkan mengungguli pesaingnya yaitu Perancis dan Jerman
dikarenakan kebutuhan KA ini mendesak untuk diterapkan. Beberapa kali Maglev
Jepang memegang rekor kecepatan dunia. Untuk kesekian kalinya, Maglev Jepang
dengan Maglev I0 terbaru berhasil menembus rekor kecepatan baru yaitu 603
Km/Jam pada april 2015.Maglev diprediksi menyaingi KA Supercepat konvensional di
masa mendatang terutama di negara-negara maju dengan wilayah yang sempit namun
padat penduduk.
Dari gambaran
beberapa periode perjalanan “Sejarah Kaki Besi Kereta Api Dunia” diatas, maka
dapat didefinisikan bahwa betapa seriusnya negara-negara maju dalam hal inovasi moda
transportasi massal
ini untuk efisiensi,
efektititas serta kemodernitasan
peradaban ummat manusia.
Tak lupa
sebagai bentuk penghargaan atas jasanya, berikut kami sarikan riwayat singkat
dari “BAPAK KERETA API”
Goerge
Stephenson, dari perjalanan sejarah walaupun bukan yang pertama kali dalam
cikal bakal perkeratapian dunia, namun beliaulah adalah orang pertama di dunia
yang merancang “konsep” Kereta Api pendukung industri dengan pengaplikasian rel
sebagai jalan mandiri, sehingga tidak heran jika beliau dijuluki sebagai Bapak
Kereta Api Dunia.
Stephenson dilahirkan
pada tanggal 9 Juni 1781 di Wylam, dekat Newcastle, Inggris. Ketika umurnya 19
tahun kakek Stephenson baru masuk SD. Karena, sejak kecil beliau harus membantu
ayahnya bekerja di sebuah pertambangan batu bara.
Selama beliau
bekerja di pertambangan , beliau sering mengamati cara kerja mesin uap.
Sehingga Stephenson tau seluk beluk dari mesin uap. Karena itu, beliau menjadi
satu-satunya ahli mesin di pertambangan batu bara Kilingworth.
Untuk
memudahkan pekerjaannya, Stephenson mulai merancang sebuah mesin pengangkut
batu bara. Pada tahun 1814, Stephenson membuat lokomotif kereta uap. Lokomotif
yang dinamai Butcher itu, mampu menarik delapan gerbong kereta, yang berisi 30
ton batu bara, dengan kecepatan 6,4 km/jam
Stephenson
semakin rajin membuat berbagai jenis lokomotif, yang makin lama makin baik mutu
dan kecepatannya. Selain lokomotif, Stephenson juga menemukan lampu tambang,
lampu nelayan, dan jam weker.
Berkat
berbagai penemuannya, beliau menjadi semakin terpandang. Namun, meskipun beliau
telah menjadi orang terpandang, beliau sering menolong seseorang dengan sifat kedermawaannya. Salah satu sikap
solidaritasnya adalah dengan membangun sekolah-sekolah, perpustakaan, tempat
rekreasi, dan ruang musik bagi para pekerja tambang dan juga untuk
anak-anaknya.
George
Stephenson meninggal sebagai seorang jutawan dan dermawan, pada tanggal 12
Agustus 1848 di Chesterfield, pada usia 67 tahun. Hingga saat ini, semua
lokomotif di dunia pada dasarnya meniru lokomotif buatan Stephenson.
Bersambung…..
Salam hangat
bagus artikelnya min
ReplyDeletejozz