Sugeng rawuh para Bapak Tani...
Sugeng makaryo, sugeng leyeh-leyeh...
Sesuai dengan judul artikel & kata sambutan... dibawah ini, kami akan mencoba berbagi sedikit informasi yang saya ketahui dari beberapa milis rekan-rekan blogger, sebagai langkah dalam upayanya mendukung model penciptaan dan pengembangan system pertanian organik, baik untuk skala kecil pada lingkungannya sendiri maupun dalam skala yang lebih luas sesuai dengan kebutuhan anda.
Sugeng makaryo, sugeng leyeh-leyeh...
Sesuai dengan judul artikel & kata sambutan... dibawah ini, kami akan mencoba berbagi sedikit informasi yang saya ketahui dari beberapa milis rekan-rekan blogger, sebagai langkah dalam upayanya mendukung model penciptaan dan pengembangan system pertanian organik, baik untuk skala kecil pada lingkungannya sendiri maupun dalam skala yang lebih luas sesuai dengan kebutuhan anda.
Cara ini dapat anda coba dahulu sebagai sebuah "eksperiment", sehingga ini juga merupakan sebuah ladang "penelitian" bagi Bapak dan Ibu sekeluarga untuk menggali ilmunya, karena tentu disetiap lingkungan sudah pasti akan berbeda-beda tingkat keefektifannya, dan lebih lengkap lagi apabila Bapak dan Ibu mempunyai putera-puteri dan atau saudara yang sedang dan atau telah mendalami spesifikasi ilmu yang berhubungan dengan bidang pertanian ini.
Ramuan pestisida alami atau dalam sebutan lain pestisida nabati ini biasa dan sering digunakan untuk penanggulangan hama jenis komoditas tanaman semusim, misalnya hama tanaman padi, hama tanaman jagung, sayur-sayuran dan yang sejenis lainnya, namun demikian dapat juga diaplikasikan untuk penanggulangan hama pada jenis tanaman tahunan apabila kondisinya memungkinkan, oleh karena itu pengalaman praktek langsung dilapangan oleh Bapak-Bapak Tani semua akan lebih meyakinkan bagi Bapak-Bapak Tani untuk mendapatkan hasil yang optimal di daerahnya masing-masing.
Tapi... ini ada tapinya lo... Pak Tani... "jangan terlupakan", walaupun cara-cara ini diketahui alami namun sebaiknya sangat perlu untuk selalu memperhatikan adanya (mengenai) prosedur dan langkah-langkah yang "aman" dan "nyaman" dalam penggunaan peralatan pertanian untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang ada pada lahan pertanian kita.
Ramuan pestisida alami atau dalam sebutan lain pestisida nabati ini biasa dan sering digunakan untuk penanggulangan hama jenis komoditas tanaman semusim, misalnya hama tanaman padi, hama tanaman jagung, sayur-sayuran dan yang sejenis lainnya, namun demikian dapat juga diaplikasikan untuk penanggulangan hama pada jenis tanaman tahunan apabila kondisinya memungkinkan, oleh karena itu pengalaman praktek langsung dilapangan oleh Bapak-Bapak Tani semua akan lebih meyakinkan bagi Bapak-Bapak Tani untuk mendapatkan hasil yang optimal di daerahnya masing-masing.
Tapi... ini ada tapinya lo... Pak Tani... "jangan terlupakan", walaupun cara-cara ini diketahui alami namun sebaiknya sangat perlu untuk selalu memperhatikan adanya (mengenai) prosedur dan langkah-langkah yang "aman" dan "nyaman" dalam penggunaan peralatan pertanian untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang ada pada lahan pertanian kita.
Dari beberapa milis blog penyuluh pertanian, cara ini telah digunakan oleh rekan-rekan petani kita di daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan kalimantan Timur, tapi skala penggunaannya masih dalam taraf perseorangan dan belum begitu banyak yang mau mencobanya.
Pengertian pestisida
Pestisida
adalah salah satu elemen penting dalam dunia pertanian yang berfungsi untuk pengendali hama tanaman, seperti: ulat, wereng, kepik dan lain-lain.
Pestisida mengandung racun untuk membunuh organisme pengganggu tanaman. Kandungan racun dalam pestisida kimia tentu sangat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia terlebih apabila cara pengolahan bahan makanan yang kurang steril akan perpotensi menimbulkan dampak pestisida yang merugikan seperti kanker, keracunan dan gangguan fungsi organ.
Pestisida mengandung racun untuk membunuh organisme pengganggu tanaman. Kandungan racun dalam pestisida kimia tentu sangat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia terlebih apabila cara pengolahan bahan makanan yang kurang steril akan perpotensi menimbulkan dampak pestisida yang merugikan seperti kanker, keracunan dan gangguan fungsi organ.
Seiring kesadaran masyarakat
akan resiko penggunaan pestisida kimia, maka pertanian organik menjadi solusi ampuh dalam permasalahan ini. Dalam penerapannya kita
membutuhkan elemen-elemen yang serba organik seperti pupuk organik dan pestisida alami.
Pestisida Organik adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan
zat racun alami dari "beberapa jenis tanaman dari bagian dan atau dari
seluruh tanaman itu sendiri".
Cara “pembuatan pestisida organik” atau yang disebut juga pestisida nabati tidaklah sulit dan bahan pestisida organik juga mudah didapat di sekitar kita.
Cara “pembuatan pestisida organik” atau yang disebut juga pestisida nabati tidaklah sulit dan bahan pestisida organik juga mudah didapat di sekitar kita.
Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh para petani sendiri, maka pestisida organik atau nama lainnya pestisida nabati (alami) ini dapat dibuat sendiri oleh para petani sehingga dapat menekan biaya produksi hasil-hasil pertanian, ramah dengan lingkungan dan yang terpenting "tidak selalu" bergantung dengan “pabrikan”.
Berikut ada beberapa contoh pestisida alami (nabati) yang dapat saudara coba untuk dipraktekkan atau diterapkan di lahan pertanian Bapak Tani.
1. Pestisida Alami: Daun Papaya
Daun pepaya mengandung bahan aktif “papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”.
Daun papaya bisa dimanfaatkan untuk dibuat menjadi pestisida alami untuk memberantas hama serangga yang mengancam tanaman kita.
Cara pembuatan ke-1
- Ambil daun papaya sebanyak kurang lebih 1 (satu) kilogram, atau kira-kira sekitar 1 (satu) kantong plastik kresek besar. Lalu dilumatkan (bisa diblender) dan dicampurkan dalam 1 (satu) liter air, kemudian dibiarkan selama kurang lebih 1 (satu) jam. Langkah berikutnya disaring, lalu ke dalam cairan daun papaya hasil saringan ditambahkan lagi 4 (empat) liter air dan 1 (satu) sendok besar sabun.
- Ampas lumatan daun papaya bisa dimasukkan ke dalam lubang pembuatan pupuk kompos.
- Semprotkan cairan ini pada hama-hama yang mengganggu tanaman kita. Semprotan pestisida air papaya dan sabun ini dapat membasmi aphid (kutu daun), rayap, hama-hama ukuran kecil lainnya, termasuk ulat bulu.
Cara pembuatan ke-2 adalah:
- 1 kg daun pepaya segar di rajang
- Hasil rajangan di rendam dalam 10 liter air, 2 sendok makan minyak tanah, 30 gr detergen, diamkan semalam.
- Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus.
- Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.
2. Pestisida alami: Daun Tomat, bagus tapi hati-hati.!
Daun tomat bagus sebagai insektisida dan fungisida alami, tapi perlu waspada dan hati-hati, sebab ketika daun tomat dipakai sebagai pestisida alami bisa bersifat racun bagi manusia. Gunakan sarung tangan, penutup hidung, dan mulut pada saat kita menyemprotkan ke tanaman.
Daun tomat bagus sebagai insektisida dan fungisida alami. Dapat digunakan untuk membasmi kutu daun, ulat bulu, telur serangga, belalang, ngengat, lalat putih, jamur, dan bakteri pembusuk.
Cara membuatnya sebagai berikut:
Pertama;
Ambil daun tomat kira-kira seberat 1 (satu) kilogram. Pakai sarung tangan ketika memetik daun tomat.
Ambil daun tomat kira-kira seberat 1 (satu) kilogram. Pakai sarung tangan ketika memetik daun tomat.
Kedua;
Daun tomat dimasak dalam 2 (dua) liter air selama 30 menit.
Ketiga;
Tambahkan lagi potongan-potongan daun tomat, batang tomat, dan buah tomat sebanyak 2 (dua) genggam, dan tambahkan pula 2 (dua) liter air. Aduk bahan-bahan tersebut, lalu biarkan selama 6 jam (1/2 hari).
Keempat;
Disaring dan tambahkan 1/4 batang sabun. Cairan telah bisa digunakan sebagai insektisida dan fungisida alami.
Semprotkan cairan ini setiap 2 (dua) hari sekali bila jumlah serangga pengganggu cukup banyak.
Hati-hati:
- Daun tomat ketika dipakai sebagai insektisida dan fungisida bersifat racun bagi manusia.
- Ada unsur kimia yang terkandung dalam daun tomat menjadi jauh lebih pekat konsentrasinya.
- Kandungan unsur kimianya adalah senyawa alkaloid yang disebut ‘tomatine’ yang terdapat pada daun dan batang tomat.
- Racun ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang serius.
- Gunakan sarung tangan, penutup hidung, penutup mulut ketika memetik, memasak, menyaring, dan menyemprotkan bahan insektisida daun tomat ini.
3. Pestisida Nabati “Biji Jarak”
Biji Jarak mengandung “Reisin dan Alkaloit”, efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap (dalam bentuk larutan), Juga efektif untuk mengendalikan nematoda/cacing (dalam bentuk serbuk).
Cara Pembuatannya:
- Tumbuk 1 biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam air 2 liter, tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gr deterjen lalu diaduk.
- Saring larutan hasil perendaman, tambahkan air kembali 10 liter.
- Siap dipergunakan dengan cara di semprotkan ke tanaman.
4. Pestisida Nabati ”Daun Sirsak“
Daun sirsak mengandung bahan aktif “Annonain dan Resin“. Efektif untuk mengendalikan hama ”Trip“
Cara Pembuatan:
- Tumbuk halus 50 – 100 lembar daun sirsak.
- Rendam dalam 5 liter air, + 15 gr detergen, aduk rata dan diamkan semalam.
- Saring dengan kain halus
- Dicairkan kembali 1 liter larutan pestisida dengan 10 – 15 liter air
- Siap disemprotkan ke tanaman.
5. Pestisida Nabati ”Daun Sirsak dan Jeringau“
Rimpang jeringau mengandung ”Arosone, Kalomenol, Kalomen, Kalomeone, Metil eugenol, Eugenol “. Efektif untuk mengendalikan ”hama wereng coklat“.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk halus segenggam daun sirsak , segenggam rimpang jeringau, 20 siung bawang putih.
- Rendam dalam air sebanyak 20 liter, di + 20 gr sabun colek, aduk rata dan di biarkan semalam.
- Saring dengan kain halus.
- Encer kan 1liter pestisida dengan 50 -60 liter air
- siap di semprotkan ke tanaman.
6. Pestisida Nabati ”Pacar Cina“
Pacar Cina mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoin dan tanin. Efektif untuk mengendalikan ”hama ulat“.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk 50 -100 gr ranting atau kulit batang pacar cina, tambah 1 liter air, tambah 1 gr detergen kemudian direbus selama 45-75 menit dan diaduk agar menjadi larutan.
- Saring dengan kain halus.
- Siap disemprotkan ke tanaman.
7. Pestisida Nabati ”Rendaman Daun Tembakau“
Daun tembakau mengandung nikotin. Efektif untuk mengendalikan hama penghisap.
Cara Pembuatan:
- Rajang 250 gr (sekitar 4 daun) tembakau dan direndam dalam 8 liter air selama semalam;
- Tambahkan 2 sendok detergen, aduk merata kemudian disaring;
- Siap disemprotkan ke tanaman.
8. Pestisida Nabati ”Daun Sirih Hutan“
Daun sirih hutan mengandung ”fenol dan kavokol“. Efektif untuk hama penghisap.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3 siung bawang merah, 5 batang serai;
- Tambahkan air 8 – 10 liter air, 50 gr deterjen dan diaduk rata;
- Saring dengan kain halus;
- Siap disemprotkan ke tanaman.
9. Pestisida Nabati ”Umbi Gadung“
Umbi gadung mengandung diosgenin, steroid saponin, alkohol dan fenol. Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk halus 500 gr umbi gadung dan peras dengan batuan katong kain halus;
- Tambahkan 10 liter air, aduk rata. saring;
- Siap di semprotkan ke tanaman.
10. Pestisida Nabati ”Daun Nimba“
Daun nimba mengandung Azadirachtin, salanin, nimbinen dan meliantriol. Efektif mengendalikan ulat, hama penghisap, jamur, bakteri, nematoda dll.
Cara pembuatan
a. Dengan ”Biji Nimba“
- Tumbuk halus 200 -300 gr biji nimba;
- Rendam dalam 10 liter air semalam;
- Aduk rata dan saring, siap disemprotkan ketanaman.
b. Dengan ”Daun Nimba“
- Tumbuk halus 1 kg daun nimba kering bisa juga dengan daun segar;
- Rendam dalam 10 liter air semalam, aduk rata, saring dan siap untuk disemprotkan ke tanaman;
c. Untuk mengendalikan ”nematoda akar” pada tanaman tembakau lakukan 15-30 gr daun nimba kering atau 5-10 gr biji nimba ditumbuk halus, kemudian diberikan untuk setiap lubang tanaman tembakau.
d. Untuk mengendalikan ”Jamur Fusarium dan Sclerotium“. sebanyak 2-6 gr biji nimba ditumbuk lalu rendam selama 3 hari dengan air 1 liter. Lalu disaring dan siap di semprotkan ke tanaman.
11. Pestisida Nabati ”Daun Nimba dan Umbi Gadung“.
Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk halus 1 kg daun nimba dan 2 buah umbi gadung racun;
- ditambah 20 liter air, 10 gr detergen dan aduk rata kemudian diamkan semalam;
- saring dan siap untuk di semprotkan ke tanaman.
12. Pestisida Nabati ”Srikaya dan Nona Seberang“.
Srikaya dan nona seberang mengandung annonain dan resin. Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk hingga halus 15 -25 gr biji srikaya/nona seberang;
- Rendam dalam 1 liter air, 1gr deterjen, aduk rata dan biarkan 1 malam;
- Kemudian saring dan siap disemprotkan ketanaman.
13. Pestisida Nabati “Daun Gamal“
Daun gamal mengandung Tanin. Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.
Cara membuatnya:
- Peras daun gamal hingga mendapatkan airnya;
- Tambahkan dengan minyak tanah dan detergen;
- Saring larutan tadi dan siap disemprotkan ke tanaman.
Note: Penggunaannya harus hati-hati karena dengan adanya "minyak tanah" mengakibatkan tanaman terbakar dan bau bila mendekati panen.
14. Bahan gadung + tembakau
Bahan dan Alat:
- 2 kg gadung.
- 1 kg tembakau.
- 2 ons terasi.
- ¼ kg jaringao (dringo).
- 4 liter air.
- 1 sendok makan minyak kelapa.
- Parutan kelapa.
- Saringan kelapa (kain tipis).
- Ember plastik.
- Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
- Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung).
- Gadung dikupas kulitnya dan diparut.
- Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas
- Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas
- Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam.
- Kemudian dilakukanpenyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:
Apabila pemakaian 1 gelas larutan, maka harus dicampur 5-10 liter air.
Apabila pemakaian 2 gelas larutan, maka harus dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:
- Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit.
- Dapat menolak hama dan penyakit.
- Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami. Sasaran: Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.
Catatan:
Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.
Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.
15. Pestisida alami dari campuran bawang putih dan cabai.
Cara membuatnya:
- Campur 3 (tiga) biji bawang putih yang sudah dikupas dengan segenggam cabai;
- Setelah itu bahan tadi diblender/ulek;
- Kemudian bahan hasil blender/ulek tadi rebuslah dalam sepanci air;
- Tambahkan 1/4 balok sabun, aduk rata kemudian biarkan selama sehari;
- Saring cairan tersebut dan gunakan 2 cangkir larutan tersebut untuk satu kali penyemprotan.
Bawang putih merupakan insektisida, fungisida, dan penolak hama. Sabun akan membantu penyemprotan untuk melekatkan pada tanaman dan serangga. Gunakan larutan ini untuk aphid (kutu daun), ulat bulu, dan ngengat.
Dari berbagai percobaan dan pengalaman dari banyak orang, daya simpannya tidak terlalu lama, mungkin sebulan, setelah itu cairan berbau busuk dan saat disemprotkan malah mengundang banyak lalat. Jadi ila dalam pembuatan banyak dan tidak habis, masukan saja ke dalam tanah kan bisa jadi pupuk alami.
16. Urin sebagai pupuk cair dan fungisida alami
Urin atau air kencing sebagai pupuk cair? Bagi yang baru mendengar pasti merupakan hal yang menjijikkan. Urin atau air kecing manusia merupakan suatu sumber unsur hara yang mudah didapat, gratis...! dan terus-menerus. Kandung nitrogen dalam air kencing cukup tinggi.
Sumber kami dapatkan dari Buku Panduan Untuk Permakultur Menuju Hidup Lestari oleh Permatil dan Yayasan Idep (2006).
Kemudian saya mencobanya, hasilnya bagus.
Caranya:
- Air kencing ditampung dalam sebuah botol/jerigen, minimal 2 minggu sampai 1 bulan;
- Kemudian apabila air kencing ingin dipakai, maka encerkan 1-2 bagian air kencing dicampur dengan 8-9 bagian air, akan menjadi pupuk yang baik untuk tanaman buah-buahan.
- Siram/semprotkan ke media/tanah tempat tanaman yang akan di pupuk tersebut tumbuh.
Tanaman jeruk paling cocok untuk dipupuk dengan air kencing encer.
Memang pupuk cair dari air kencing, banyak yang tidak menganjurkan digunakan pada kebun sayuran secara terus-menerus. Barangkali karena sayuran sering dikonsumsi langsung, jadi menghindari bila ada unsur yang tidak diinginkan yang ikut termakan oleh kita.
Pohon buah-buahan yang sudah dewasa dikatakan dalam buku panduan tersebut memang akan mendapatkan manfaat dari pemberian urin secara langsung. Namun dikatakan bahwa sebaiknya tidak diberikan pada suatu tanaman secara terus menerus.
Selain itu air kencing dapat pula dimanfaatkan sebagai fungisida alami (semprotan untuk menanggulangi jamur tanaman). Caranya campurkan 1 bagian air kencing pada 4 bagian air. Semprotkan pada tanaman atau pohon yang terserang jamur, misalnya jenis jamur tepung, jamur merambat, dan jenis jamur lainnya.
17. Obat anti nyamuk alami
Obat anti nyamuk alami dari umbi bawang putih, lalu dijus dengan sedikit air, lalu hasil jus tadi ditambahkan air bersih denga perbandingan 1:5 kemudian disaring.
Setelah itu dimasukkan ke dalam botol sprayer kecil.
Untuk penggunaannya:
- Disemprot pada bagian tubuh, efektif 5-6 jam.
- Untuk ruangan, celup selembar kain katun kecil ke dlm larutan bawang putih,lalu gantungkan kain di beranda rumah.
Kandungan sulfur bawang putih dipercaya ampuh menolak nyamuk.
Sebagai catatan:
Disamping dalam rangka penghematan biaya operasional dalam proses produksi hasil-hasil pertanian, jenis pestisida alami (nabati) ini, sebaiknya hanya digunakan bila diperlukan saja. "Jangan" menyemprotkan pestisida alami ini, apabila tidak terdapat hama pada tanaman kita. "Biarkan" tanaman itu sendiri menangkal hama secara alami.
Demikianlah sedikit informasi yang dapat saya sampaikan, semua ini hanya sebagian intinya saja dan dapat dikembangkan lagi, kurang lebihnya apabila ada salah kata dan kalimat, saya menghaturkan permohonan maaf yang setulus-tulusnya...
Oh ya....kepada Para Bapak Tani.... marilah kita bersama mencoba untuk mem"budaya"kan cara berbudidaya tanaman yang sehat alami sehingga tercipta sebuah slogan lingkungan yang "Go Green...
Dengan salah satunya adalah dalam hal pembuatan sendiri, jenis pestisida alami dari bahan yang sudah ada disekitar lingkungan kita, sebagai sebuah (langkah) sistem pengendalian hama yang "alami" pada lahan pertanian kita sehingga kedepan dapat memperbaiki sifat fisik tanah yang sekarang ini sudah mulai jenuh dengan terus-menerusnya penggunaan obat-obatan pengendali hama dan penyakit tanaman yang bersifat 'kimiawi". Disamping lebih "ramah" dengan lingkungan/alam, juga yang terpenting adalah pertanian kita "tidak selalu" bergantung dengan “pabrik”. Selamat mencoba…
Dengan salah satunya adalah dalam hal pembuatan sendiri, jenis pestisida alami dari bahan yang sudah ada disekitar lingkungan kita, sebagai sebuah (langkah) sistem pengendalian hama yang "alami" pada lahan pertanian kita sehingga kedepan dapat memperbaiki sifat fisik tanah yang sekarang ini sudah mulai jenuh dengan terus-menerusnya penggunaan obat-obatan pengendali hama dan penyakit tanaman yang bersifat 'kimiawi". Disamping lebih "ramah" dengan lingkungan/alam, juga yang terpenting adalah pertanian kita "tidak selalu" bergantung dengan “pabrik”. Selamat mencoba…
Salam Pertanian...
Semoga lebih bermanfaat.
Salam hangat.
0 komentar:
Post a Comment