Masih bulan Ramadhan ya gan...ya begitulah seharusnya kita menyelami sehingga perilaku kita selalu dekat dengan hal-hal baik walaupun pada kenyataannya kita telah melalui bulan mulia dan penuh berkah tersebut beberapa bulan yang lalu. Untuk saling mengingatkan, inilah postingan saya kali ini.
Rasulullah SAW telah menganjurkan puasa pada beberapa hari tertentu. Beliau SAW juga menerangkan keutamaan-keutamaannya dalam berbagai hadis beliau. Rasulullah SAW juga sering berpuasa sunnah.
Berikut ini adalah jenis-jenis puasa sunnah yang sering dilakukan dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
1. Puasa enam hari pada bulan Syawal.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari Abu Ayub Al Anshari RA, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan, dan ia menambah enam hari pada bulan Syawal, maka puasanya itu sama dengan puasa sepanjang tahun."
Demikianlah nilai puasa bagi orang yang selalu berpuasa pada bulan Ramadhan, karena setiap perbuatan baik di dalam Islam mendapat nilai minimal sepuluh. Jadi bulan Ramadhan senilai dengan sepuluh bulan, dan yang enam hari, senilai dua bulan, jumlahnya: 12 bulan = satu tahun.
2. Puasa di hari Arafah (Tanggal sembilan Dzulhijjah).
Puasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah ini hanya disunnahkan bagi mereka yang tidak menunaikan haji. Sementara bagi mereka yag tengah berada di Arafah menjalani wukuf dalam hajinya, tidaklah disunnahkan berpuasa. Hal ini untuk bertujuan agar kondisi fisik jamaah haji lebih prima dalam menjalani manasik hajinya.
Hadis yang menerangkan keutamaan berpuasa di hari Arafah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al Jama’ah kecuali Bukhari dan Turmudzi, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Puasa pada hari Arafah, mengahapuskan dosa-dosa (kecil) dalam dua tahun, yaitu tahun lalu dan tahun yang sedang dijalaninya."
3. Puasa Hari Asyura (Tanggal 10 Muharam).
Sebagaimana diterangkan dalam satu riwayat, puasa di Hari Asyura, menghapuskan dosa setahun yang lalu. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Nasai, dari Hafsah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Empat macam (perkara sunnah) yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW, yaitu: puasa pada hari Arafah, puasa sepuluh (satu sampai sembilan pada bulan Dzulhijjah), puasa tiga hari pada tiap bulan, dan shalat dua rakaat sebelum Shalat Subuh."
Ada tiga macam cara melakukan puasa Asyura, yaitu;
a. Berpuasa tiga hari, yaitu: hari kesembilan, kesepuluh dan hari kesebelas.
b. Berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh.
c. Berpuasa pada hari kesepuluh saja.
4. Puasa Bulan Sya’ban.
Puasa Rasulullah SAW yang paling banyak selain pada bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Sya’ban. Sebagaimana hadits yang Muttafaqun alaih, dari Aisyah RA yang mengatakan, "Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan. Dan saya tidak pemah melihat beliau berpuasa dalam suatu bulan lebih banyak daripada bulan Sya'ban."
Selain itu, riwayat dari dari Usamah bin Zaid RA juga mengatakan, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, mengapa Beliau SAW lebih banyak berpuasa pada Bulan Sya’ban".
Beliau SAW mejawab, "Bulan Sya'ban adalah bulan yang dilupakan orang diantara bulan Rajab dan bulan Ramadhan, didalamnya segala amal ibadah manusia dilaporkan kepada Allah. Dan saya menginginkan saat amal ibadah sedang dilaporkan itu dalam keadaan berpuasa." (HR.Bukhari Muslim).
5. Puasa pada hari-hari bulan terang (Ayyamul Bidh)
Dimaksudkan hari-hari bulan terang adalah tanggal 13, 14, dan 15 pada tiap bulan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Nasa'i, dan Ibnu hibban, dari Abu Dzar Al Ghifari mengatakan, "Rasulullah SAW telah menyuruh kami berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, yaitu; hari 13, 14, dan 15." Beliau SAW bersabda, "Puasa itu seperti puasa sepanjang masa."
6. Puasa Hari Senin dan Hari Kamis.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Abu Hurairah RA mengatakan, "Bahwasanya Rasulullah SAW seringkali berpuasa pada hari Senin dan Hari Kamis." Ditanyakan kepadanya tentang sebabnya, Beliau SAW menjawab,"Sesungguhnya segala amal manusia dilaporkan kepada Allah pada setiap hari Senin dan Kamis. Maka Allah mengampuni dosa setiap muslim, atau setiap mukmin, kecuali dua orang yang saling membelakangi, (tidak damai) Allah berfirman, "Tundalah amal keduanya."
7. Puasa pada bulan-bulan haram.
Yang dimaksud dengan bulan-bulan haram ialah; Zulqa'dah, Zulhijjah, Muharam, dan Rajab. Disunatkan memperbanyak puasa didalam bulan-bulan tersebut.
Menurut Ibnu Hajar, tidak ada satu hadits yang sahih mengenai keutamaan Bulan Rajab dan keutamaan berpuasa di dalamnya. Demikian juga mendirikan shalat pada suatu malam khusus di dalamnya.
Ibnu As Subki menukilkan pendapat dari Ibnu Mansur Al Sam’ani, yang mengatakan, "Tidaklah warid suatu sunnah yang dapat dipegangi tentang puasa Rajab secara khusus. Adapun hadis-hadis yang diriwayatkan mengenai puasa Rajab itu, semuanya lemah dan tidak ilmiah."
8.Puasa Ala Nabi Daud.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW bahwa puasa sunat yang terbaik adalah puasa yang silih berganti dengan buka, sehari puasa, sehari buka.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Amer, Rasulullah SAW bersabda, "Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasanya Nabi Daud AS. Ia tidur pada pertengahan malam dan bangun untuk mendirikan shalat pada sepertiga (malam terakhir). Kemudian ia tidur lagi seperenam malam. Nabi Daud berpuasa sehari dan berbuka sehari."
Semoga artikel ini dapat lebih bermanfaat dan kita dapat mengamalkan salah satunya di dalam kehidupan ini.
Salam hangat...
0 komentar:
Post a Comment