Selamat atas tersusun'y dewan komisaris-direksi NKRI Holding....

728x90 AdSpace

Kolamz Post
Theme images by Colonel. Powered by Blogger.
Friday 8 February 2013

Langkah Sederhana Menuju Pertanian Organik

Beberapa hari yang lalu saya telah menuliskan sebuah artikel dengan judul “pertanian organic” oleh karena itu dalam tulisan kali ini saya ingin mencoba menularkan sedikit gambaran dan pengalaman praktek saya berkenaan dengan pertanian organic. 

Dalam artikel terdahulu, bahwasanya pertanian organic adalah suatu sistem pertanian yang mendorong tanaman dan tanah tetap sehat melalui cara pengelolaan tanah dan tanaman yang disyaratkan dengan pemanfaatan bahan-bahan organik atau alamiah sebagai input, dan menghindari penggunaan pupuk buatan dan pestisida kecuali untuk bahan-bahan yang diperkenankan.

Sebelum melangkah lebih jauh, karena dalam uraian ini yang dimaksud dengan penciptaan "ekosistem pertanian organic" adalah merupakan sebuah langkah untuk merubah "kebiasaan" yang sekarang ini masih sering dan tanpa sadar kita (anda) lakukan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu saya kembali mengingatkan bahwa dalam menciptakan "ekosistem pertanian organic" dapat dilakukan dengan cara-cara yang sangat sederhana, yaitu dengan mengubah sedikit demi sedikit dari perilaku kita agar bersahabat dengan lingkungan dan alam sekitar dengan mari bersama memulai dari hal yang terkecil pada diri kita : 
  1. Di rumah kita, diusahakan sediakan minimal dua (2) tempat sampah untuk memisahkan sampah organic dan sampah non organic; 
  2. Jangan membuang sampah tidak pada tempatnya, walaupun kadar sampah tersebut hanya sebuah bungkus permen, simpanlah dalam saku atau tempat lain apabila anda dalam suatu perjalanan, yang kemudian buanglah sampat tersebut pada tempatnya. 
  3. Bawalah  tas belanja sendiri apabila belanja (atau apabila dalam jumlah sedikit), dan bawalah perlengkapan sendiri dalam perjalanan atau berwisata, seperti tempat air minum (botol) dll.
  4. Sebaiknya anda jangan merasa tinggi hati (lebih pandai, ekonomi cukup) kemudian tidak mau peduli dengan lingkungan sekitarnya walaupun hanya dengan perbuatan yang sangat kecil.
  5. Jangan menganggap bahwa masalah kebersihan sudah ada bidang yang mengurusi karena umumnya pemilik bisnis besar (yang legal tentunya) dan negara-negara maju biasanya akan sangat peduli dengan lingkungan. 
  6. Gunakan seminimal mungkin benda-benda berbahan plastic seperti kantong plastic yang tidak asing lagi dan sering digunakan untuk membungkus makanan atau untuk menunjang keperluan anda, karena kantong plastic diketahui sangat lama terurai di alam, yakni dapat mencapai usia antara 20-100 tahun, kecuali pada kantong plastic tersebut tercantum usia kantong plastic dan dapat terurai dengan baik.
  7. Sebisa mungkin menyediakan tempat pengumpulan dan pembakaran sampah khusus pada lingkungan rumah maupun lingkungan kantor (perusahaan), kan tidak harus mahal seperti memanfaatkan drum bekas, ember berbahan seng untuk tempat pembakaran bahan-bahan berbahan plastik, sehingga kita dapat membakar sendiri sampah palstik yang ada pada lingkungan sekitar kita atau berlangganan dengan petugas re-cycle.
  8. Hilangkan sifat gengsi membersihkan sendiri area lingkungan rumah/kantor anda apabila kantor/lingkungan tidak menyediakan petugas kebersihan (bantulah sebisanya), toh kita sama-sama hidup dan mendiami bumi dan dalam suatu negara yang masih dalam kategori negara berkembang (Negara Indonesia), kita bisa mencontoh masyarakat pada negara-negara maju yang tingkat disiplin dan kepedulian kebersihan individunya sudah cukup tinggi. Kalau anda perlu bukti bahwa masyarakat pada negara-negara maju yang tingkat disiplin dan kepeduliannya akan kebersihan dari individunya sudah cukup tinggi, coba anda tanyakan pada tetangga, kenalan, rekan bahkan mungkin keluarga yang pernah tinggal (lama tinggal) di luar negeri dan apa lagi pernah mengenyam pendidikan diluar negeri (para sarjana, magister bahkan doctor) atau bisa juga ke para wakil rakyat kita di parlemen yang sering study banding keluar negeri juga para haji yang sudah merasakan bagaimana tertatanya lingkungan dengan tingkat kebersihannya yang bagus dari tanah suci Mekah. Jadi sebenarnya banyak warga Negara Indonesia yang sudah tidak heran lagi dengan aneka tradisi luar negeri seperti, tingkat kebersihan, keteraturan prasarana, moda transportasi, musim salju, musim semi, musim gugur, aneka kuliner (spaghetti, pizza, steak, sallad dll), yang saya percaya, mereka ga mungkin hanya mencari label “prestige” beserta oleh-oleh cerita manis. 
  9. Nilai plus bagi anda yang sangat bermanfaaat adalah apabila anda telah dapat memanfaatkan sampah/limbah rumah tangga menjadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman bunga anda dalam pot rumah maupun untuk tanaman lain pada pekarangan rumah anda. Ini merupakan bentuk kemandirian kita dalam hal pemanfaatan lingkungan bagi kesegaran hidup anda. 

Nah untuk mendukung kegiatan “Go Green” atau menciptakan "ekosistem pertanian organic” tersebut, sebagai langkah awal, berikut saya coba uraikan apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan guna menuju penciptaan "ekosistem pertanian organic" yang tidak tergantung kepada pabrikan sebagai penyedia berbagai macam kebutuhan pupuk dan obat-obatan penunjang bagi tumbuh dan kembangnya suatu jenis komoditi pertanian. 

Memulai kegiatan ramah lingkungan atau istilahnya menciptakan lingkungan/ekosistem pertanian organic, dapat dilakukan hanya untuk mengisi waktu luang, seperti hoby menanam tanaman bunga kesayangan anda dalam pot di halaman rumah atau pada kegiatan pertanian organic pada skala kecil untuk memenuhi sebagian kebutuhan rumah tangga anda maupun untuk pengembangan pada skala menengah dan besar/industry. 

Langkah penciptaan "ekosistem pertanian organic"
  1. Yang pertama kita lakukan adalah pemenuhan akan pupuk organic sebagai kebutuhan pokok tanaman dalam pertumbuhannya. Dalam pertanian organic, pupuk organic dapat dibuat sendiri dari bahan yang sangat-sangat mudah dan murah yang banyak tersedia pada lingkungan disekitar kita. Untuk membuat pupuk organic, langkah pertama adalah anda harus membuat bioaktivator untuk pupuk organic tersebut, bioaktivator ini juga disebut komposer, starter. Komposer atau starter secara tradisional di Indonesia disebut juga dengan istilah MOL (Microorganism Organik Lokal), karena mokroogranisme ini didapatkan dari lingkungan sekitar kita. MOL ini juga, nantinya dapat langsung digunakan dalam kegiatan pemupukan tanaman pada lahan pertanian maupun tanaman dalam pot (selain tanaman anggrek) atau bisa juga untuk starter/komposer proses pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah tangga, seperti bermacam sampah organic dari dapur, seperti sisa makanan, sayur, buahan, kue yang terbuang, daun-daun dari halaman rumah dll. 
  2. Langkah kedua adalah apabila pembuatan MOL sebagai starter sudah jadi, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan tempat untuk pengumpulan limbah rumah tangga tadi (seperti bermacam sampah organic dari dapur, seperti sisa makanan, sayur, buahan, kue yang terbuang, daun-daun dari halaman rumah dll) sebagai bahan dasar dalam pembuatan pupuk kompos. 
  3. Langkah terakhir adalah aplikasi dalam persiapan lahan, pemeliharaan, pemupukan serta perlindungan hama dan penyakit tanaman pada tanaman/komoditi yang kita pilih. 
Dibawah ini adalah uraian mengenai gambaran mengenai MOL beserta penjelasannya. 

Apa itu MOL ? 
MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal. Kalau Mikro Organisme, kita sudah paham pengertiannya. Untuk Lokal, adalah banyak pengertian. 
Lokal bisa diartikan “dibuat sendiri”. Jadi pengertiannya MO yang kita buat sendiri. Boleh dibilang, yang membuat MOL tersebut adalah formulator. Lokal, bisa juga diartikan organisme yang berada di daerah/di lingkungan kita. Jadi, mikro organisme tersebut adalah MO yang sudah beradaptasi dengan baik di sekitar lingkungan kita. 

Fungsi MO
Menurut saya, langkah awal untuk memulainya adalah membuat MOL. Dari MOL inilah, dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos. Dalam hal ini MOL bisa disebut sebagai starter/decomposer
Dan juga MOL dapat digunakan sebagai pupuk cair pada aplikasi pemupukan. Bisa juga MOL sebagai ZPT (Zat Perangsang Tumbuh). Selain itu, MOL dapat juga sebagai pengurai atau “pabrik pupuk” sehingga unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman. 
Seperti petani SRI Organik dapat berbudidaya padi tanpa pupuk kimia. Dan, hasil panennya sangat tinggi.

Bahan Utama Pembuatan MOL 
Untuk memahami cara pembuatan MOL, ada beberapa poin yang harus dipahami terlebih dahulu. Minimal, ada 3 poin yang harus ada dalam pembuatan setiap MOL. 

1. Ada Bahan Yang Akan Digunakan
Apa bahan tersebut? Sangat banyak, dan tersedia di sekitar lingkungan kita. Bahan-bahan ini dapat dikatagorikan ke dalam tahapan/fase pertumbuhan tanaman
Pertama, Dominan unsur N : Rebung, Daun Gamal, pucuk-pucuk daun, dll. MOL ini sangat baik, untuk pertumbuhan vegetatif awal tanaman. 
Kedua, unsur N dan P agak berimbang : bonggol pisang, keong mas, buah-buahan, limbah dapur, dll MOL ini sangat baik, untuk pertumbuhan vegetatif susulan tanaman. 
Ketiga, Dominan unsur P : batang pisang, biji coklat, dll MOL ini sangat baik, untuk aplikasi masa primordial tanaman. 
Keempat, Dominan unsur K : sabut kelapa, amplas teh, dll MOL ini sangat baik, untuk aplikasi pengisian bulir. 

2. Ada Bahan sebagai Sumber Karbohidrat 
Dari bahan-bahan tersebut nantinya akan muncul MO. Nah, MO ini butuh “makanan” untuk mengolah bahan-bahan tersebut. Oleh sebab itu, diberikan sumber karbohidrat tersebut. Sumber karbohidrat tersebut bisa berupa : air cucian beras (lira), dedak, nasi, gabah/beras yang ditumbuk, jagung yang dihaluskan, dll.

3. Ada Bahan sebagai Sumber Energi 
Untuk sumber energi ini, biasa dalam bentuk bahan-bahan yang manis. Misalnya: molase/tetes tebu, gula merah, gula aren, gula pasir, air kelapa, isi buah maja matang, batang tebu, dll Makanya, ada yang membuat MOL keong mas, bahan utamanya ada 3 saja: keong mas, air cucian beras dan buah maja. Tapi, ada juga yang menggunakan : keong mas, air cucian beras, air kelapa dan gula merah. 

Masalah takaran disesuaikan dengan formulator sendiri (kita sendiri). Semakin sering membuatnya, akan paham takaran bahannya. Intinya: semakin pekat MOL akan semakin baik, Oleh sebab itu, bahan-bahan tersebut diatas, disesuaikan dengan apa yang ada di sekeliling atau lingkungan hidup kita. Bahan-bahan tersebut mudah didapatkan dan murah. Apalagi, bila kita tinggal ambil saja...gratis bukan...?

Bagaimana Proses Pembuatannya 
Apabila kita ingin membuat MOL, kita siapkan semua bahan tersebut. Kemudian dimasukkan ke dalam ember. Nah, dalam proses ini, sepengatahuan saya, ada 3 cara perlakuan yang bisa digunakan : 

Pertama, semua bahan dimasukkan ke dalam ember/wadah tertutup. Bila demikian, formulator MOL harus tiap hari mengaduk isi MOL tersebut. Biasanya, dilakukan tiap pagi. Masalah waktu, terserah yang buat MOL. Kegiatan ini harus dilakukan sekitar 10 hari. Dan biasanya, setelah 14 hari proses ini sudah selesai. 

Kedua, semua bahan dimasukkan ke dalam ember/wadah yang bagian atasnya ditutup pakai kertas koran. Tujuan penutupan ini, agar MOL yang kita buat tidak kemasukan lalat atau serangga lainnya. Dengan demikian, sang formulator tidak perlu mengaduk proses pembuatan MOL tersebut. Biasanya, setelah 14 hari proses pembuatan MOL ini sudah selesai. 

Ketiga, semua bahan dimasukkan ke dalam ember/wadah tertutup. Cuma, bagian atas penutup diberi lubang. Lubang ini nantinya akan dimasukan selang kecil. Selang ini akan dihubungkan dengan botol bekas air mineral yang berisi air. 
Tujuannya agar suhu/panas dan gas yang dihasilkan dalam proses pembuatan MOL ini disalurkan lewat selang tersebut ke dalam botol. Dengan cara ini, sang formulator MOL tak perlu mengaduk proses pembuatan MOL tersebut. 

Saya pribadi, lebih memilih cara pertama. Sebab kita akan melihat sendiri dan mengetahui proses pembuatan MOL dari awal hingga jadi.

NB : Mohon koreksi bila ada yang perlu diperbaiki. 

Berikut ini adalah contoh bahan-bahan dalam proses pembuatan MOL TAPE. Tape singkong atau ubi kayu dan bisa juga tapai dari tapai dari beras ketan yang mudah di jumpai disekitar kita, baik di pasar tradisional maupun dijajakan secara keliling. 

Cara pembuatan decomposer adalah sebagai berikut : 
1.Tape singkong/ketan 500 gram  (mana yang mudah didapat)
2.Air kelapa 3 liter 
3.Air cucian beras 2 liter 
4.Gula kelapa/aren 250gram 
Cara membuat : masukkan semua bahan tadi ke dalam jerigen tapi JANGAN ditutup rapat. Fermentasi dinilai berhasil jika dalam 7 hari ditandai dengan aroma alkohol yang menyengat. Semprot ke jerami atau aneka dedaunan untuk bahan kompos dengan dosis 250 cc per tangki. 

NB: MOL diatas dapat juga dicampur pada saat aplikasi pemupukan dengan perbandingan 1:1 (Dosis 1 gelas / 250 cc per tangki.

Setelah proses pembuatan MOL diatas selesai maka langkah selanjutnya adalah pembuatan tempat pengolahan kompos dengan cara anaerob (organik).

Pada akhir 2006 staff Unilever yang menangani persoalan lingkungan, di kantornya, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, menjelaskan mengenai ilmu pengkomposan melalui komposter aerob dan an-aerob. Akan tetapi komposter aerob ala Unilever Peduli (UPI) kurang menarik, karena proses pembuatannya agak rumit, dan cenderung mahal. Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan dasarnya lumayan mahal, gak cocok untuk diterapkan pada semua orang. 

Saya pilih model komposter anaerob, karena gak terlalu rumit dan ringan di ongkos. Lagi pula komposter jenis ini PEMAKAN SEGALA sampah organik. Dari nasi basi, roti, bekas sayur, kulit telur (diremuk dulu), sisa ikan dan lain-lain. Pokoknya sampah organik yang mengandung protein dan bakal menimbulkan bau busuk dalam proses penguraiannya. 

Sebenarnya bisa saja langsung digali di tanah apabila lahan pekarangannya cukup luas, atau membuat tempat sampah dari susunan batubata/batako yang diberi lubang angin (lihat gambar), atau bisa juga dengan memanfaatkan karung sebagai tong sampah organic segar namun apabila halaman dan area pekarangan rumah kecil, maka dapat dipilih menggunakan tong plastik yang mudah dipindah bila diperlukan. Tong juga praktis, karena ada tutupnya. 

Pekerjaan yang mungkin kurang menyenangkan ketika membuat kompos adalah ketika harus memotong-potong daun-daun (cacah) bahan kompos menjadi ukuran kecil-kecil. Saya menyiasati dengan memanfaatkan komposter anaerob lubang tanah. Kompos 1/2 matang saya ambil, daun-daun telah lunak dan mudah hancur diremas. 

Semua sampah bahan organik dimasukkan saja ke dalam komposter anaerob lubang tanah. Tidak perlu dipotong-potong. Selanjutnya dibasahi dengan MOL, lalu tutup dengan tutup plat beton tipis. Proses memasukkan sampah organik ini terus dlakukan hingga lubang tanah penuh. Saya melakukannya tidak diaduk, tapi terus ditambahkan saja bahan-bahan yang segar di lapisan atasnya. Bila perlu dipadatkan dengan cara diinjak-injak. 

Memang perlu waktu sampai 1 bulan untuk menjadi bahan kompos ini bisa disebut 1/2 matang. Bila dipanen, lapisan paling atas masih segar, lapisan di tengah 1/2 matang, tetapi di lapisan paling bawah benar-benar sudah mengurai menjadi butir-butir kompos matang seukuran butiran tanah. 

Bahan kompos yang 1/2 matang ini warnanya kecoklatan agak hitam. Bila diremas mudah hancur menjadi kecil-kecil. Hancuran kompos 1/2 matang ini lalu diproses lanjut dimasukkan ke dalam komposter aerob bata terawang untuk lebih disempurnakan menjadi kompos matang. Diaduk dan diberi MOL tiap 3 hari. Untuk menjadi kompos yang baik perlu waktu sekitar 2 minggu. Selamat mencoba. 

Dibawah ini adalah beberapa gambar mengenai “beberapa type tempat komposter anaerob serba guna” atau tempat pembuatan kompos secara organik. 




Ini cara membuat tong komposter Anaerob : 

Pertama: Pipa PVC diameter 1,5 inchi, ukuran 1 meter, dibagi 4 @ 25 cm. Pipa ini fungsinya sebagai "pernafasan" melalui tanah, karena proses komposnya tak perlu udara (an-aerob). Pipa dibolongin pakai bor atau solder. Lalu salah satu ujungnya ditutup dop. Pipa dibungkus kawat nyamuk (plastik) dan di lem. 

Kedua: Tong plastik ukuran sedang (sesuai keinginan). Harganya (di tempat saya, Jawa Tengah) sekitar Rp 30 ribu. badan tong dan pantat (dasar) dilobangi pakai bor ukuran 10. Lebih banyak semakin bagus. 

Ketiga: Setelah dirakit, tong ditimbun ditanah. Sebelumnya masukan dulu kerikil secukupnya, diikuti pasir dan ijuk. 

Keempat: Timbun sampai penuh, hanya bagian tutupnya yang nampak. Ratakan dan tanami rumput di sekitarnya. Komposter siap digunakan. 

Kembali ke komposter anaerob, karena dari awal kira-kira butuh waktu 10 bulanan untuk bisa dipanen maka setelah dipanen, dijemur dulu, agar tidak terlalu basah. Setelah proses pengeringan selesai atau secara fisik pupuk kompos tersebut tidak terlalu basah maka pupuk kompos tersebut sudah dapat di gunakan untuk memupuk tanaman. 

Jenis pengolahan sampah dari limbah rumah tangga ini termasuk sangat efektif dan efisien dalam mengolah sampah organik basi yang sangat mengganggu lingkungan sekitar kita, jika dibandingkan dengan dibiarkan "ngendon" bercampur di tempat sampah konvensional. 

Bagaimana...? anda tertarik!

Sekiranya pemerintah melalui dinas terkait melakukan kampanye dengan penyebaran iklan, baik pamflet, baliho dan iklan di media cetak dan elektronik, metode ramah lingkungan "Go Green" yang sangat murah ini, niscaya model pengelolaan lingkungan di negara ini tidak hanya menjadi tanggungjawab salah satu bidang kerja saja akan tetapi merupakan tanggungjawab bersama seluruh elemen bangsa dan merupakan langkah kepedulian dari seluruh lapisan masyarakat dalam suatu negara.

Pendapat ini saya sampaikan, karena apabila kita semua mau jujur, sebenarnya penyumbang penumpukan sampah yang terjadi di tempat pengumpulan sisa kegiatan manusia pada kota-kota di Indonesia (bahkan di semua negara di dunia) adalah masyarakat kelas menengah ke atas, ini saya sampaikan dengan pertimbangan bahwa masyarakat golongan ini bisa dikatakan masyarakat "melek" pengetahuan yang tingkat kebersihan diri dan lingkungannya sudah paham, ini berbeda dengan masyarakat yang masih dikategorikan kelas bawah, yang tentunya membiasakan kebersihan diri dan lingkungannya masih belum terkelola dengan baik (sebagai misal cara membuang sisa kegiatan dirumah) tentu belum tertata secara baik jika dibandingkan dengan masyarakat menengah ke atas tadi. Jadi inti dari penciptaan "ekosistem pertanian organik" sebenarnya dapat dimulai dengan salah satu model penanganan bagi tiap-tiap individu dengan menanamkan "sikap kepedulian" akan "siklus akhir dari kegiatan manusia" yang terkelola secara profesional yang kemudian diimbangi dengan penerapan perangkat berteknologi yang mendukungnya.

Demikianlah gambaran mengenai awal dari menciptakan lingkungan sehat dengan "pertanian organic" di sekitar kita. 

Semoga lebih bermanfaat…

Salam hangat.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Langkah Sederhana Menuju Pertanian Organik Rating: 5 Reviewed By: widjaja
×
Judul