Bagi anda yang saat ini masih dan telah disibukan oleh beragam aktifitas rutin dalam setiap harinya, baik sebagai pegawai kantoran maupun bekerja pada bagian lapangan (di instansi pemerintah/swasta) ataupun apa namanya, bahkan mungkin hanya bekerja sebagai rutinitas yang belum tentu dapat mencukupi semua kebutuhan hidup bagi setiap harinya., jangan berkecil hati dan tetap semangat... karena Tuhan telah memberikan jalan bagi kita masing-masing sesuai dengan "garis tangan" yang telah ditetapkan olehNYA.
Namun demikian kita harus senantiasa ingat bahwa :
Namun demikian kita harus senantiasa ingat bahwa :
“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS 13:11).
Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasanya akan
menjadi penebar isu dan desas-desus yang tak bermanfat. Itu karena akal
pikiran mereka selalu melayang-layang tak tahu arah. Dalam Al Quran diingatkan bahwa:
"Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang" (Qs. St-Taubah: 87)
Saat paling berbahaya bagi akal adalah manakala pemiliknya menganggur dan tidak berbuat apa-apa. Orang seperti itu, ibarat mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan dan ke kiri.
Bila pada suatu hari anda mendapatkan diri anda menganggur tanpa kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam keadaan kosong itulah pikiran anda akan menerawang ke mana-mana; mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu anda alami. Dan itu, membuat akal pikiran anda tak terkendali dan mudah lepas kontrol. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama untuk saling mengingatkan bahwa mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik daripada terlarut dalam kekosongan yang membinasakan. Singkatnya, membiarkan diri dalam kekosongan itu sama halnya dengan bunuh diri dan merusak tubuh dengan hal yang penuh kesia-siaan.
Apakah anda mau...?
Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara-penjara abad pertengahan (Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517); yang meletakkan si narapidana dibawah pipa air yang hanya dapat meneteskan air satu tetes tiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa penantian yang sangat panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres dan gila.
Berhenti dari kesibukan itu kelengahan dan waktu kosong adalah pencuri yang culas. Adapun akal anda, tak lain merupakan mangsa empuk yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan dan si”pencuri”.
Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja, merapikan kamar atau berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir kekosongan itu! Ini, mengingatkan kita agar tidak berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Bunuhlah setiap waktu kosong dengan ‘pisau’ kesibukan! Dengan cara itu dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa anda telah mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan dan para kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung dialam bebas. Mereka tidak seperti anda yang tidur diatas ranjang empuk, tapi selalu gelisah dan menyeka air mata kesedihan.
"Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang" (Qs. St-Taubah: 87)
Saat paling berbahaya bagi akal adalah manakala pemiliknya menganggur dan tidak berbuat apa-apa. Orang seperti itu, ibarat mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan dan ke kiri.
Bila pada suatu hari anda mendapatkan diri anda menganggur tanpa kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab, dalam keadaan kosong itulah pikiran anda akan menerawang ke mana-mana; mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu anda alami. Dan itu, membuat akal pikiran anda tak terkendali dan mudah lepas kontrol. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama untuk saling mengingatkan bahwa mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik daripada terlarut dalam kekosongan yang membinasakan. Singkatnya, membiarkan diri dalam kekosongan itu sama halnya dengan bunuh diri dan merusak tubuh dengan hal yang penuh kesia-siaan.
Apakah anda mau...?
Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara-penjara abad pertengahan (Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517); yang meletakkan si narapidana dibawah pipa air yang hanya dapat meneteskan air satu tetes tiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa penantian yang sangat panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres dan gila.
Berhenti dari kesibukan itu kelengahan dan waktu kosong adalah pencuri yang culas. Adapun akal anda, tak lain merupakan mangsa empuk yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan dan si”pencuri”.
Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja, merapikan kamar atau berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir kekosongan itu! Ini, mengingatkan kita agar tidak berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Bunuhlah setiap waktu kosong dengan ‘pisau’ kesibukan! Dengan cara itu dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa anda telah mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan dan para kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung dialam bebas. Mereka tidak seperti anda yang tidur diatas ranjang empuk, tapi selalu gelisah dan menyeka air mata kesedihan.
Dari hal diatas demikian maka, kita semua harus mengawalinya dengan gagasan atau pikiran. Tanamlah
gagasan, petiklah tindakan. Tanamlah tindakan, petiklah kebiasaan.
Tanamlah kebiasaan, petiklah watak. Tanamlah watak, petiklah nasib.
Dimulai dari gagasan yang diwujudkan dalam tindakan, kemudian tindakan
yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan
yang dilakukan berkali-kali akan menjelma menjadi watak, dan watak
inilah yang akhirnya mengantarkan kita kepada nasib. Jadi nasib kita,
kita sendirilah yang menentukan Nasib.
Dibawah ini merupakan sebuah kisah sederhana yang patut kita jadikan "inspirasi" bagi kita semua.
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om...”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata,
”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh, Om akan beli bunga dari kamu”.
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya.
”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. ”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil. Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.
Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya, bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis”.
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa "kerja adalah sebuah kehormatan", meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.
Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada "uang" atau "upah" yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangan.
Demikianlah, Allah SWT akan mengubah nasib ketika kita berusaha maksimal untuk mewujudkan keinginan kita. Berusaha mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. karena rizki dan pertolongan Allah datang dari tempat yang tidak kita duga-duga.
Cara lainnya agar lebih optimal adalah kita dapat mensugesti alam bawah sadar kita agar alam bawah sadar kita yang bekerja untuk mewujudkan keinginan kita. karena alam bawah sadar menyimpan energi sebesar 88% yang tidak kita gunakan.
caranya (didapat dari milis blog teman):
Dibawah ini merupakan sebuah kisah sederhana yang patut kita jadikan "inspirasi" bagi kita semua.
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om...”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata,
”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh, Om akan beli bunga dari kamu”.
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya.
”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. ”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil. Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.
Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya, bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis”.
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa "kerja adalah sebuah kehormatan", meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.
Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada "uang" atau "upah" yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangan.
Demikianlah, Allah SWT akan mengubah nasib ketika kita berusaha maksimal untuk mewujudkan keinginan kita. Berusaha mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. karena rizki dan pertolongan Allah datang dari tempat yang tidak kita duga-duga.
Cara lainnya agar lebih optimal adalah kita dapat mensugesti alam bawah sadar kita agar alam bawah sadar kita yang bekerja untuk mewujudkan keinginan kita. karena alam bawah sadar menyimpan energi sebesar 88% yang tidak kita gunakan.
caranya (didapat dari milis blog teman):
- Duduk atau berbaring dengan nyaman dan relaks. Pejamkan mata, kalau perlu diiringin music yang lembut yang membuat anda sangat relaks dan semua beban anda terlepas. Atau gunakan CD instrument relaksasi, tarik napas panjang dan dalam. Rasakan udara dingin memasuki yang seluruh tubuh dengan lobang hidung. Secara perlahan anda memasuki kondisi gelombang otak alpha. Nikmati keadaan ini beberapa saat.
- Kemudian ucapkan dalam hati afirmasi yang sudah anda buat, Misalnya,”Saya sembuh total dan saya bisa beraktifitas dengan bebas”.
- Kemudian visualisasikan keadaan atau tujuan yang anda harapkan tersebut kedalam layar mental anda. Bayangkan anda sudah sehat dan melakukan berbagai aktifitas. Gambarkan dengan jelas sehingga anda benar-benar dapat melihat diri anda sendiri dalam pikiran anda.
- Sambil membayangkannya, tambahkan suasana hati atau perasaan positif yang anda miliki ketika tujuan itu tercapai. Hati anda di penuhi rasa senang, bahagia dan syukur. Ambil napas panjang dan dalam, nikmati perasaan itu. Nikmati gambaran visual dan perasaan hati yang menyertai suasana tersebut.
- Setelah itu hitunglah secara perlahan dari 5,4,3,2,1 sambil menarik napas yang panjang dan dalam pada saat hitungan. Setelah itu, bukalah mata anda.
Sekali lagi...ingatlah bahwa:
“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS 13:11).
Demikian tips bekerja adalah suatu kehormatan yang pantas kita banggakan, yang secara tidak langsung berperan terhadap keberlangsungan peradaban manusia itu sendiri dalam mengukir sebuah sejarah peradaban.
Semoga lebih bermanfaat....
Salam hangat.
0 komentar:
Post a Comment