Energy terbarukan...
Demikianlah sumber energy ini disebutkan, saya yakin anda pasti telah familiar mendengar biofuel, biodiesel, solar cell, energy ombak dan lain sebagainya, nah disamping yang telah saya sebutkan diatas, sumber energy yang satu ini telah banyak diabaikan orang selama berabad-abad, yang menggunakan hingga menjadi sebuah ikon adalah negeri Belanda, sang negeri "kincir angin", namun saat ini industri energi angin makin marak, tapi ada beberapa tantangan.
Demikianlah sumber energy ini disebutkan, saya yakin anda pasti telah familiar mendengar biofuel, biodiesel, solar cell, energy ombak dan lain sebagainya, nah disamping yang telah saya sebutkan diatas, sumber energy yang satu ini telah banyak diabaikan orang selama berabad-abad, yang menggunakan hingga menjadi sebuah ikon adalah negeri Belanda, sang negeri "kincir angin", namun saat ini industri energi angin makin marak, tapi ada beberapa tantangan.
Michael Parfit menuliskan, "Pada suatu sore saya berdiri di lapangan
dekat pantai barat Denmark, di bawah langit yang begitu gelap dan penuh
awan. Cuaca seperti ini akan membuat panel surya saya menjadi tak
berfungsi. Namun tepat di atas saya, energi bersih (bebas polusi)
dihasilkan dalam jumlah besar. Baling-baling yang lebih panjang dari
sayap pesawat terbang berputar perlahan diterpa embusan angin selatan
yang kuat. Itulah turbin angin."
Setiap kali salah satu dari ketiga baling-baling yang panjangnya 40 meter berputar, turbin ini mendesis saat membelah udara. Kecepatan puncaknya dapat melebihi 200 kilometer per jam. Ternyata, tiap menara mampu memproduksi dua megawatt, hampir separuh dari keseluruhan energi yang dihasilkan lapangan energi surya di Leipzig, Jerman.
Energi angin yang terpasang di Denmark saat ini jumlahnya lebih dari 3.000 megawatt, atau sekitar 20 persen dari kebutuhan listrik negara itu. Di banyak negara Eropa, pengurangan pajak dalam jumlah besar yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon dan menyapih perekonomian dari minyak bumi dan batu bara, telah membuat marak industri energi angin.
Maka benua ini masih memimpin dunia dalam energi angin, dengan jumlah hampir 35.000 megawatt, setara 35 pembangkit listrik besar bertenaga batu bara. Amerika Utara, meski memiliki potensi besar untuk energi angin, tetap menempati nomor dua setelah Eropa, dengan hanya menghasilkan sekitar 7.000 megawatt.
Hans Buus, direktur pengembangan proyek sebuah perusahaan energi Denmark yang disebut Elsam, menuturkan, ia tak dapat membayangkan betapa banyak turbin angin sekarang. Yang dimaksud Buus bukan hanya jumlahnya, melainkan juga ukuran turbin itu sendiri.
Di Jerman, prototip turbin angin dari serat kaca dan baja memiliki tinggi 183 meter, memiliki baling-baling sepanjang 61,5 meter, dan mampu menghasilkan listrik lima megawatt. Turbin ini bukan cuma monumen bagi rekayasa teknik, tetapi juga mewakili upaya untuk menghadapi tantangan baru dalam industri energi angin.
Ilustrasi tenaga angin. (Thinkstockphoto)
Salah satu tantangan baru tersebut adalah estetika. Lake District, kawasan di barat laut Inggris yang terdiri dari banyak danau, bukit-bukit yang ditutupi pohon pakis dan lembah-lembah terpencil, dan kebanyakan dilindungi sebagai taman nasional.
Tetapi di perbukitan tak jauh dari batas taman, masih dalam naungan keindahan lanskap, 27 menara telah direncanakan. Banyak warga yang setempat melancarkan protes keluhan. "Ini lanskap berkualitas tinggi. Mereka tak seharusnya menempatkan turbin-turbin di sini," kata seorang pria.
Sementara orang Denmark tampaknya lebih suka turbin daripada orang Inggris, barangkali karena banyak turbin di Denmark dimiliki bersama oleh penduduk setempat.
Penolakan dari lingkungan bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi pembangunan energi angin. Di seluruh penjuru Eropa banyak lokasi dengan kecepatan angin tinggi telah menjadi tempat tinggal.
Oleh karena itu, prototip turbin angin berskala lima megawatt di Jerman dirancang untuk memproduksi listrik berskala besar jauh dari lokasi berlanskap indah, melainkan di dekat laut. Banyak garis pantai memiliki area luas lapisan benua yang dangkal di mana angin bertiup lebih kencang dibandingkan di daratan.
Biaya pembangunan dan perawatan turbin angin lepas pantai lebih besar ketimbang turbin di daratan, tetapi turbin yang lebih besar ternyata lebih hemat biaya dibandingkan yang lebih kecil.
Pasalnya, perbedaan biaya antara pondasi besar dan pondasi kecil lebih sedikit daripada beda produksi kedua macam turbin itu. Tak heran kalau Jerman membuat turbin yang begitu besar.
Di antara tarik ulur penggunaan turbin raksasa dan turbin kecil, pada dasarnya angin menyediakan energi dalam jumlah besar, bahkan berlebih.
Ilustrasi tenaga angin (Thinkstockphoto)
Berlebihnya energi angin bisa juga merugikan. Denmark, misalnya, kadang-kadang terpaksa menjual energi yang berlebihan itu dengan harga tak menguntungkan ke negara tetangga seperti Norwegia dan Jerman.
Kebanyakan metode penyimpanan energi tersebut pun masih belum terjangkau secara ekonomis. Diperlukan angin dan matahari menyimpan kelebihan energi yang besar. Teknologi telah ada untuk mengubahnya menjadi bahan bakar seperti hidrogen atau etanol, memanfaatkannya untuk memompa udara atau memutar roda pengatur kecepatan mesin, yang kemudian dipakai untuk memproduksi listrik.
Ada lagi sebuah tantangan fundamental lain. Seperti kapal layar, turbin angin dapat berhenti berhari-hari bila tidak berangin. Untuk memastikan produksi listrik yang tetap, sumber-sumber lain, seperti pembangkit listrik batu bara, harus siaga mengambil alih ketika turbin tak berfungsi.
Tetapi saat angin kencang menghasilkan banyak energi, generator lain harus dikurangi produksinya, dan pembangkit listrik yang membakar bahan bakar tak dapat menyesuaikan diri dengan cepat.
Segi positifnya, angin dan matahari dapat menyediakan apa yang disebut energi tersebar: keduanya dapat menghasilkan listrik dalam jumlah kecil dekat si pemakai. Anda mungkin tak punya pembangkit listrik batu bara secara pribadi, tetapi Anda dapat memiliki kincir angin sendiri, dengan baterai untuk menyimpan energi yang dapat dipakai pada hari-hari tak berangin.
Tenaga angin. (thinkstockphoto)
Kian banyak rumah atau masyarakat yang membuat energi angin mereka sendiri, maka semakin kecil dan murah pusat pembangkit listrik dan jalur transmisinya.
Perusahaan Southwest Windpower di Flagstaff, Arizona, membuat turbin dengan baling-baling yang dapat diangkat dengan satu tangan Anda. Berat setiap baling-baling empat kilogram saja.
Perusahaan itu telah menjual sekitar 60.000 turbin kecil, kebanyakan dipakai tanpa dihubungkan dengan jaringan listrik yang ada di perumahan, kapal layar, serta tempat terpencil lainnya seperti mercusuar dan stasiun cuaca. Meski dengan kapasitas 400 watt per turbin, listrik yang dihasilkan hanya cukup untuk menyalakan beberapa lampu.
Tetapi David Calley, CEO Southwest, tengah menguji produk baru yang disebutnya perabot energi. Turbin ini akan dipasang di menara setinggi 10 meter, menghasilkan hingga dua kilowatt energi dalam angin yang berkecepatan sedang, dan menghubungkan turbin dengan sistem listrik yang telah ada di rumah.
Umumnya perusahaan energi di AS diwajibkan membayar untuk energi yang dikembalikan ke jaringan kabel listrik oleh pemilik rumah yang memiliki kincir angin, maka setiap orang di tempat relatif berangin dapat memasang perabot energi dikebun, menggunakan energi ketika dibutuhkan, dan mengembalikannya ke jaringan kabel listrik kalau energi tidak terpakai.
Calley yang membangun mesin turbin pertamanya dengan generator sepeda di usia 12 tahun ini berharap, perabot energi dapat mengurangi tagihan listrik tahunan di rumah hingga mendekati nol, kecuali jika harus menunjang kebutuhan energi besar untuk sistem pemanasan atau penyejuk udara (AC).
Mari berbagi ide kreatif untuk kehidupan yang lebih baik...
Semoga lebih bermanfaat.
Salam hangat.
0 komentar:
Post a Comment